BALIKPAPAN–Komisi IV DPRD Kota Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mengundang sejumlah pihak, terkait dengan rusaknya akses jalan menuju SMA Patra Dharma, yang digelar di ruang rapat utama Gedung DPRD Kota Balikpapan, Senin (31/01/2022).
RDP ini dipimpin langsung oleh Iwan Wahyudi selaku Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan dan hadir pula sejumlah anggota dari Komisi III dan IV DPRD Kota Balikpapan.
Selain dihadiri oleh sejumlah anggota DPRD, hadir juga Kepala Sekolah SMA Patra Dharma Gunadi beserta jajarannya, Kepala Sekolah SD dan SMP GPIB Balikpapan. Dan turut pula hadir pengurus Masjid Istiqlal dan Gereja GPIB Maranatha Balikpapan, yang semuanya itu berlokasi tepat di dalam lingkungan proyek RDMP Pertamina. Pada RDP ini hadir juga manajemen dari RDMP dan Pertamina RU V Balikpapan. Selain itu hadir juga hadir dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan.
Dalam RDP tersebut, Gunadi selaku kepala sekolah SMA Patra Dharma mengajukan beberapa pertanyaan dan mengeluhkan kondisi akses jalan menuju ke SMA Patra Dharma. Salah satunya adalah akses jalan. Di mana selama mega proyek RDMP ini dimulai akses jalan menuju ke sekolah tersebut rusak, sehingga tak sedikit siswa atau orang tua siswa ada terjatuh saat mengantarkan anaknya sekolah. “Untung saja yang jatuh jatuh ini tidak mengalami luka serius. Namun demikian kenyataannya memang begitu. Akses jalan menuju ke sekolah kami memang mengalami kerusakan cukup parah,” ujarnya.
Selain akses jalan menuju SMA Patra Dharma yang mengalami kerusakan, hal serupa juga dialami oleh SD dan SMP GPIB, gereja GPIB serta masjid Istiqlal. Bahkan tak hanya jalan aksesnya yang mengalami kerusakan. Namun dibeberapa titik bangunan juga mengalami sedikit kerusakan.
Dalam RDP tersebut, sejumlah anggota DPRD juga mengajukan pertanyaan ke pihak Pertamina RU V dan RDMP. Hal ini seperti dikatakan oleh Parlindungan Sihotang, yang merupakan anggota Komisi IV DPRD Kota Balikpapan. Ia mengatakan seharusnya Pertamina segera memperbaiki akses jalan menuju ke SMA Patra Dharma tersebut. Dan Ia pun meminta agar Pertamina jangan menunda-nunda lagi untuk memperbaiki akses menuju ke sekolah itu yang lokasinya bertepatan di dalam lingkungan proyek RDMP Pertamina.
Pada kesempatan yang sama, Asep Cahyana selaku perwakilan Pertamina RU V menyampaikan bahwa, pihaknya akan mengadakan tender dalam 3 bulan ke depan, untuk memperbaiki akses jalan menuju SMA Patra Dharma Balikpapan. “Kami segera akan membuka tender dalam 3 bulan ini, untuk memperbaiki akses jalan di lokasi tersebut,” ujarnya.
Usai RDP digelar, Iwan Wahyudi sempat menyampaikan beberapa hal terkait permasalahan ini dihadapan sejumlah awak media. Ia menyebut, RDP ini merupakan tindak lanjut persoalan dari kawasan sekitar SMA Patra Dharma yaitu persoalan dampak dari proyek RDMP yang mengakibatkan akses jalan menuju sekolah tersebut rusak. Lalu masalah parkir kendaraan yang semerawut di sekitar kawasan sekolah tersebut. Serta banyaknya PKL yang tidak tertata. Serta adanya kerusakan bangunan dan gedung di kawasan tersebut, seperti Masjid Istiqlal, Gereja Maranatha dan dua sekokah, yaitu SD dan SMP GPIB.
“Hari ini kami mengundang pihak PT Pertamina, besarta stakeholder terkait seperti Dinas Pendidikan, Lingkungan Hidup dan PU. Kami juga kaget, ternyata kesepakatan awal ini sudah terjadi di tahun 2020. Bahwa pihak PT Pertamina akan memberikan beban persoalan di kawasan tersebut kepada pihak Pertamina. Tapi sampai hari ini, tahun 2022, hampir menjelang dua tahun tetapi responnya tidak ada,” ujar Iwan Wahyudi sembari memperlihatkan berita acara antara sekolah, gereja dan masjid dengan pihak Pertamina RU V yang dibuat pada tahun 2020 yang lalu.
Ia juga menyampaikan, dalam RDP yang baru saja digelar tersebut, PT Pertamina akan segera melakukan perbaikan dan segera melakukan lelang dan sudah ada rencana aksinya. “Nah kita tunggu pemikiran itu. Bayangkan yah, di daerah situ dilintasi mereka yang mau ke masjid, ke gereja, ke sekolah, tidak sedikit yang jatuh. Untungnya tidak sampai berakibat fatal ya. Tapi inikan sangat berbahaya. Kita inginkan agar PT Pertamina agar lebih responsif lah, untuk lebih mengedepankan nuraninya. Oleh karena itu pihak Pertamina betul-betul memasang mata dan memasang telinga, agar segera memberi respon ini, ga perlu merespon sekian lama seperti ini,” pungkasnya.