News Umum

Bersama Rendi Institute dan Rumah Ampiek, Puluhan Pelaku UMKM di PPU Ikuti Pelatihan Eco Print

PENAJAM—Puluhan pelaku UMKM dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti pelatihan pembuatan batik Eco Print. Kegiatan ini diprakarsai oleh Rendi Institute dan Rumah Ampiek yang digelar di Rumah Adat Rakan Tatau, Penajam, Sabtu (10/07/2023).

Eco Print adalah teknik pengolahan kain serat alami dengan menggunakan bagian dari tumbuhan dan tanaman sebagai motif dan pewarnaan. Mulai dari daun, bunga, batang, buah, akar, kulit kayu dan bagian lainnya yang sifatnya alamiah. Dalam materi ini, media yang digunakan adalah kain. Yaitu kain berupa protein fabric atau kain yang berasal dari bagian hewan, seperti sutra, wool, cashmere. Cellulosa fabric atau kain yang berasal dari serat tanaman, seperti katun, viscose, linen, rami dan bemberg.

Pelatihan diawali dengan pembasahan kain dengan cara direndam di air. Lebih bagus menggunakan air hujan. Setelah direndam kain diperas hingga kain menjadi lembab. Kemudian kain tersebut dibentangkan lalu ditempeli beragam dedaunan, bunga dan bahkan rumput yang ada sekitar tempat itu pun ikut pula dipasang di kain tersebut. Setelah merangkai beragam bunga, daun, dahan dan rumput, lalu dilapisi lagi kain yang sudah diwarnai dengan bahan alami. Seperti pewarna yang berasal dari buah naga, serabut kelapa serta pewarna alami lainnya. Kemudian langkah selanjutnya ditutupi dengan plastik tipis kemudian digulung dengan media pipa kecil di dalamnya agar gulungan kain tersebut padat. Setelah itu pipa dicabut dan gulungan kain tersebut diikat dengan tali lalu dikukus selama lebih kurang 2 jam. Makin lama dikukus, maka makin bagus pula hasilnya.

Di luar dugaan, pelatihan batik Eco Print ternyata disambut meriah oleh seluruh peserta, bukan hanya dari kalangan perempuan saja, kaum lelaki juga turut mengikuti dan langsung mencoba mempraktikan pembuatan batik Eco Print tersebut. Usai menyelesaikan pelatihan Ecoprint ini, seluruh peserta mampu menghasilkan batik yang benar-benar unik, cantik dan yang pasti hasil batik karya mereka tidak mungkin sama.

Sementara itu, Direktur Rendi Institute, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH., dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan komitmen dari Rumah Ampiek dan selaku Direktur di Rendi Institute memberikan supporting terhadap kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini dalam kaitan untuk peningkatan keterampilan. Di mana keterampilan yang telah diberikan ini memiliki dampak terhadap nilai ekonomi, khususnya berkaitan dengan ekonomi keluarga.

Rendi Susiswo Ismail juga menyampaikan, dengan diadakannya pelatihan ini berkaitan langsung dengan ketahanan ekonomi keluarga. Beliau menyampaikan, berkaitan dengan Rumah Ampiek yang pemiliknya adalah Hj. Syarifah Emi Alaydrus—istri dari Rendi Susiswo Ismail—yang memiliki komitmen dan konsen terhadap pemberdayaan masyarakat, terutama dikalangan ibu-ibu, terkhusus berkaitan dengan penguatan ketahanan ekonomi keluarga. Dengan menggelar kegiatan-kegiatan seperti ini yang mempunyai nilai secara ekonomi, kemudian nilai ekonominya itu bisa untuk memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga.

Lebih lanjut Rendi Susiswo Ismail memberikan support yang luar biasa kepada seluruh peserta pelatihan Eco Print ini. Sebab Beliau paham benar, sebagai seorang laki-laki, sebagai seorang suami, betapa sesungguhnya kehebatan ibu-ibu ini. Sehingga perlu dukungan penuh dari para suami kepada istrinya yang menjalani pelatihan Eco Print ini yang tentu saja sangat berdampak pada penambahan pemasukan ekonomi rumah tangga.

Oleh karena itu, kegiatan Eco Print ini adalah kegiatan dalam rangka memberikan keterampilan khusus kepada ibu-ibu, agar kedepannya, pasca mengikuti kegiatan pelatihan ini, para ibu-ibu bisa menjadi pengusaha, yang khusus menjual batik Eco Print. “Mudah-mudahan ini bisa memberikan keterampilan yang nanti bisa ibu-ibu kelola. Apakah dikelola secara pribadi, keluarga maupun kelompok-kelompok masyarakat. Yang kedepannya tentu saja akan mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan batik Eco Print ini,” ujar Rendi Susiswo Ismail lagi.

Rendi sempat memberikan pujian setelah melihat hasil karya para peserta pelatihan ini. Di mana ketika Beliau melihat hasil batik Eco Print dari para peserta pelatihan ini, Beliau terpukau dari seluruh hasil karya para peserta. “Ini saya lihat indah sekali. Ada cahaya-cahaya seperti itu. Bagus sekali. Jujur, saya salut dengan hasil karya para peserta pelatihan kali ini,” ujarnya.

Di hadapan seluruh peserta, Rendi menceritakan, dirinya harus mensupport penuh atas kegiatan pelatihan ini. Karena kebetulan, Rendi lahir dan besar di Penajam. Ia berasal dari keluarga transmigrasi tahun 1957, di Giri Mukti. Dulu bukan Giri Mukti namanya, melainkan Petung. Kemudian jawatan transmigrasi kala itu membagi 3 komplek, Komplek A, B dan C. Namanya Gunung Rejo yang sekarang bernama Giri Mukti luar. “Mbah saya ikut mama saya transmigrasi tahun 1957 kemudian mama saya nikah dengan orang asli Kalimantan. Namun logat saya lebih kuat ke ibu, sehingga membentuk karakter saya. Sekali lagi, Penajam Paser Utara bukan siapa-siapa bagi saya tetapi diri saya sendiri adalah orang Penajam,” pungkasnya.

Rendi berharap, perempuan-perempuan Penajam Paser Utara adalah perempuan-perempuan hebat dalam menghadapi segala keadaan, termasuk berkaitan dengan ekonomi keluarga. Sehingga setelah mengikuti pelatihan Eco Print ini, para perempuan termasuk laki-lakinya bisa menjadi pengusaha batik Eco Print, yang ke depannya tidak menutup kemungkinan akan menjadi pengusaha batik Eco Print yang sukses dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Di penghujung acara, Rendi Susiswo Ismail memberikan hadiah uang tunai kepada 5 kelompok yang menghasilkan karya batik yang terindah dan yang terbaik. Di mana masing-masing kelompok mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 750.000.

Sementara itu, Dr. Indrayani MP.d, selaku koordinator pelatihan Eco Print yang diprakarsai oleh Rendi Institute dan Rumah Ampiek di Kabupaten Penajam Paser Utara menyampaikan, kegiatan ini memberikan dampak baru bagi embrio-embrio Eco Print yang berada di Penajam Pasir Utara. Menurut Indrayani, Eco Print ini merupakan hal yang baru. Sehingga yang hadir pada hari ini tidak hanya pelaku UMKM yang sudah memiliki usaha. Tetapi ada juga pemuda-pemuda yang memang belum memiliki usaha sama sekali, akan tetapi ingin memiliki usaha. “Selaku perempuan, selaku ibu rumah tangga, yang kira-kira bisa dikerjakan sembari menjadi seorang ibu rumah tangga,” ujar Indrayani.

Selain memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasar pembuatan Eco Print, diharapkan pelaku-pelaku usaha Eco Print nantinya telah mempersiapkan diri untuk menanam. Sehingga sustainable development, terutama berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan akan baik dengan ekonominya, maupun keberlanjutan lingkungannya itu tetap terjaga. Sehingga ada siklus dari kegiatan ekonomi maupun lingkungan yang ada di masyarakat.

Lebih lanjut Indrayani menyampaikan, Eco Print sebagai wujud pemberdayaan bagi kaum perempuan itu sendiri. Namun ternyata bukan hanya kaum perempuan saja yang mengikuti kegiatan ini, namun para bapak-bapak ikut pula mengikuti pelatihan Eco Print tersebut. “Ini artinya, dengan diadakannya pelatihan Eco Print ini akan membuka peluang usaha bagi kaum bapak-bapak. Artinya, Eco Print ini memberikan peluang yang besar kepada semua orang. Sehingga harapannya adalah Penajam Paser Utara nantinya akan menjadi lumbung Eco Print Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur,” ujar Alumni Program Doktoral Universitas Negeri Malang itu.

Indrayani berharap, ini merupakan awal bagi pelaku UMKM yang ada di Penajam Paser Utara. Dan nantinya akan ada kegiatan-kegiatan lanjutan yang bersinergi dengan Dr. Rendi Susiswo Ismail selaku Direktur Rendi Institute dan juga Hj. Syarifah Emi Alaydrus selaku pemilik Rumah Ampiek yang merupakan inisiator Eco Print yang ada di Kalimantan ini, agar kedepannya dapat mewujudkan kegiatan ini di desa-desa maupun kelurahan-kelurahan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara nantinya.

Harapanya adalah masyarakat akan semakin diberdayakan dengan keberadaan pelatihan ini. Sehingga mungkin dari pola yang dilakukan yang tidak begitu sulit tersebut, akan tetapi peluang usaha ini sangat menjanjikan. Tentu saja ini akan memberikan stimulus tersendiri bagi pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara. “Bahkan saya dengar tadi, ada beberapa peserta pelatihan akan melakukan ekspansi, artinya mereka ingin memperluas usaha yang mereka lakukan usai mengikuti pelatihan Eco Print ini,” pungkas Indrayani.

Penulis : Alfian Tamzil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *