News Umum

Pengalaman Siswa SMA Nasional KPS Ikut Delegasi Muda Indonesia ke Korea Selatan (7)

Bangga Menjadi Duta Bangsa
Oleh : Ni Putu Adara Chandra Nareswari
(Siswa SMA Nasional KPS Balikpapan)

SEOUL– Pada hari ke-4, kami tiba di Daejeon. Acara hari itu adalah kunjungan ke Noeun High School. Saya dan teman-teman tampil membawakan tarian tradisonal campuran, dan kami berlatih kurang lebih selama 2 minggu untuk penampilan ini.

Dari subuh kami bangun dan merias diri sebisa kami dan langsung memakai pakaian tari. Setelah siap, kami membereskan barang-barang dan bersiap untuk check-out, karena akan berpindah lokasi kunjungan.

Setibanya di Noeun High School, saya dan rombongan disambut oleh guru-guru disana. Noeun High School benar-benar terlihat seperti sekolah-sekolah yang saya tonton di film Korea, terlihat bersih, rapi dan luas berbagai kebutuhan untuk olahraga juga disediakan di sekolah tersebut. Untuk menjaga kebersihan sekolah, kami sebagai tamu diwajibkan untuk menggunakan alas sepatu steril yang telah diberikan.

Kami memasuki ruangan/aula untuk acara hari itu. Ternyata di dalam aula itu sudah banyak guru dan siswa-siswi Noeun High School yang menunggu kedatangan kami. Saya duduk bersama teman-teman di kursi yang telah disediakan. Jujur ,saya pribadi, dan mungkin teman-teman yang lain merasa gugup dan grogi. Tapi kami berusaha untuk bersikap natural, karena murid disana sangat welcome dengan kedatangan kami. Para siswa tersebut sangat antusias dengan kedatangan kami yang mengenakan pakain adat nasional.

Acara pun dimulai, diawali dengan pembukaan, sambutan dari guru dan kepala sekolah Noeun High School. Acara hari itu juga kepala sekolah kami, Ibu Noor Anty Azizah dan Kepala sekolah Noeun High School melakukan penandatanganan MOU Sister School.

Teman-teman dan guru kami yang ada di Balikpapan menyaksikan lewat Live Streaming di Youtube SMA Nasional KPS.

Setelah acara resmi itu, acara hiburan pun dimulai dengan penampilan Band yang keren dari siswa-siswi Noeun High School, yang mana mereka membawakan tiga lagu.

Dan…..Tibalah waktunya saya dan teman-teman tampil.
Tarian pertama yaitu tari Saman dari Aceh, saya melihat murid-murid terlihat excited dengan tarian Saman yang begitu energik, namun beda dengan kami yang sedang menari begitu nervous karena tarian Saman ini cukup susah dan berat dengan berbagai Gerakan yang harus serentak. Melihat tarian tersebut, para hadirin serentak bertepuk tangan dengan riuhnya.
Sekedar diketahui bahwa Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari suku Gayo dan biasanya ditampilkan dalam suatu perayaan penting di suatu peristiwa adat. Syair pada tariannya juga mempergunakan Bahasa-bahasa Gayo. Selain itu tarian ini juga kerap ditampilkan saat merayakan hari raya kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Beberapa literatur menyatakan Syekh Saman yaitu seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo di Aceh Tenggaralah yang kemudian menemukan dan mendirikan tari Saman hingga akhirnya ditetapkan oleh UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda pada 24 November 2011 silam.

Sebelum Tari Saman dimulai dilakukan pembukaan dimana tampil pemuka adat atau seorang tua cerdik pandai yang akan mewakili masyarakat setempat (keketar) dengan nasihat-nasihat yang berguna bagi para penonton dan pemainnya sekaligus.

Syair dan lagu pengungkapannya sendiri dilakukan secara Bersama-sama dan berkesinambungan, penari saman biasanya terdiri dari pria-pria muda yang menggunakan pakaian adat. Penyajian tarian ini juga kemudian dipertandingkan antar grup dan grup tamu. Penilaian pada tari saman akan dititik beratkan pada kemampuan setiap grup dalam mengikuti berbagai gerakan, lagu (syair) dengan bentul tari yang disajikan oleh pihak lawan. Sebab tari saman dapat dikreasikan dengan gerakan yang berbeda-beda.

Alat musik yang digunakan untuk menarikan Tari Saman diantaranya adalah gendang tangan dan suara penari serta tepukan tangan dan dada. Keduanya juga kemudian dapat dikombinasikan dengan tamparan paha saat penari melakukan sinkronisasi dan melemparkan tubuh mereka ke arah yang berbeda sesuai irama.

Irama pada tari saman akan menekankan pada kemampuan kelompok untuk mengikuti gerakan, lagu dalam puisi dan tarian yang dibawakan. Tarian ini akan dilakukan tanpa alat musik tertentu dan hanya menggunakan tepukan pada gerak tubuh yang dijadikan sebagai atribut. Bertepuk kedua tangan, tempo biasanya sedang tetapi naik cepat perlahan. Berikut beberapa Gerakan tari saman dan makanya:
• Meninju kedua tangan ke dada dengan tempo yang tinggi.
• Tepuk tangan yang satu pada bagian dada dengan up beat yang sedang.
• Gesekan ibu jari dengan jari tengah yang disebut juga Kertip dengan tempo sedang.
• Nyanyian lagu para penari yang kemudian akan menambah kedinamisan Tari Saman.

Terdapat 5 cara menyanyikan lagu dalam Tari Saman dianyatanya Rengum, yaitu auman yang didahului oleh para pengangkat suara. Dering, atau not Regnum yang akan segera diikuti oleh semua penari. Redet, yaitu versi pendek dari lagu-lagu dengan suara pendek yang kemudian akan dinyanyikan oleh seorang penari di tengah-tengah tarian.

Syek, sebagai lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang bernada tinggi, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur, lagu yang diulang-ulang oleh semua penari setelah dinyanyikan oleh seorang penari tunggal.
Sontak menyaksikan tarian tersebut, seisi Gedung pun berdecak kagum karena tarian ini sangat indah untuk disaksikan dan dinikmati.
Lalu lanjut dengan tarian Kecak dari Bali, Tari Kecak adalah pertunjukan drama tari khas Bali yang umumnya mengangkat kisah Ramayana. Tarian ini ditarikan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk secara melingkar.

Mereka menyerukan “cak cak cak” sambil mengangkat kedua lengan. Pada satu segmen, mereka menirukan adegan saat barisan kera membantu Rama dalam pertempuran melawan Rahwana yang menculik Dewi Sita.

Suara “cal cal cak” itu pula yang menjadi musik pengiring tarian tersebut. Sesekali, terdengar pula suara kerincingan yang diikatkan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh dalam epos Ramayana.

Tari Kecak pertama kali diciptakan oleh dua tokoh, yakni penari asal Bali bernama Wayan Limbak dan seorang pelukis dari Jerman, Walter Spies. Tari Kecak yang terinspirasi dari tradisi Sanghyang itu pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an.

Setelah itu, Wayan Limbak mempopulerkan tarian ini. Hal ini ia lakukan saat berkeliling dunia bersama dengan rombongan penari Bali dari sanggarnya. Hingga saat ini, Tari Kecak menjadi kesenian yang dapat dinikmati oleh banyak orang.

Tari Kecak ditarikan oleh puluhan penari dengan membentuk formasi lingkaran. Pada pertunjukan ini, mereka menggambarkan kisah epik Ramayana yang menyelamatkan istrinya, Dewi Sinta.

Cerita Ramayana yang menjadi inti dari Tari Kecak melambangkan pertempuran abadi antara kebaikan dan kejahatan. Kemenangan Rama di akhir cerita menjadi pesan bahwa kebaikan pada akhirnya akan selalu mengalahkan kejahatan, memberikan harapan dan optimisme bagi para penonton.

Setiap gerakan yang dilakukan oleh penari juga memiliki makna yang sangat penting. Selain itu, Tari Kecak juga diyakini sebagai sebuah ritual untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit.

Tari Kecak memiliki keunikan, antara lain:

Gerakan Tari Kecak dilakukan dengan posisi duduk dengan formasi melingkar dan tangan digoyangkan di atas kepala.
Busana sederhana, berupa kain sebagai celana pendek dan penutup kepala.
Penari Kecak tidak menggunakan atasan.
Gerakan tangan di atas kepala merupakan lambang dari lidah api yang menyala.
Tarian diiringi bunyi dari mulut para penari, yakni “cak cak cak” yang diucapkan dengan tegas dan berulang.

Selanjutnya kami pun menarikan Tarian Dayak dari Kalimantan Timur dan terakhir yang kami tampilkan adalah tarian Sinanggar Tulo dari Batak.
“Sinanggar Tulo” merupakan lagu daerah Sumatra Utara suku Batak Toba yang sangat populer.
Lagu ini biasanya diiringi dengan tarian Tortor yang juga dari suku Batak.
“Sinanggar Tulo” diketahui diciptakan S.Dis yang dipopulerkan kembali oleh Viky Sianipar.
“Sinanggar Tulo” merupakan lagu dengan tempo allegro atau cepat dan riang.

“Sinanggar Tulo” menceritakan keluh kesar seorang pemuda yang harus menuruti perintang sang ibu.
Sang ibu meminta anaknya mencari wanita dari marga Tobing. Marga tersebut merupakan marga yang sama dengan ibunya.
Dalam budaya Batak, kesamaan marga antara menantu dengan ibu mertua disebut sebagai pariban.

Setelah penampilan tari ini para penonton yang terdiri dari siswa dan guru pun sontak berdiri sambil bertepuk tangan karena mereka begitu surprise dengan pertunjukan tari dari bumi Nusantara.

Dengan tarian tersebut, kami menggunakan kesempatan untuk berinteraksi dengan mengajak guru-guru dan beberapa murid disana untuk ikut bergabung dan menari bersama kami, dan mereka pun menyambutnya dengan antusias turut serta menari.

Saat menari, bagi saya tidak ada perbedaannya dengan menari di Indonesia. Karena saat menari, saya hanya fokus menari dengan tujuan menghibur.

Saat menari ,saya sadar dan melihat bahwa reaksi murid disana berbeda atmosfernya dengan murid disekolah saya.

Bedanya apa? Mereka menunjukkan ekspresi kagum mereka dan suara terpukaunya di ruangan itu membuat kami menjadi lebih bersemangat lagi untuk menyelesaikan tarian. Sehingga teman-teman dari SMA Nasional KPS ini merasa bangga bisa memperkenalkan seni dan budaya Nusantara kepada para siswa Korea Selatan.

Acara selanjutnya diisi dengan presentasi dari masing-masing perwakilan murid yang menjelaskan sistem pendidikan di Indonesia dan Korea, tentang sistem pembelajaran dan pakaian seragam masing-masing sekolah. Saya dan teman-teman saya juga melakukan tukar kado dengan murid-murid di Noeun High School. Dengan begitu acara resmi pun berakhir.

Lanjut, saya dan rombongan makan siang di kantin Noeun High School dan ikut serta merasakan berbaris antri mengambil makanan. Saya dan teman-teman berbaur dengan para siswi-siswi di kantin, kami makan dan saling bertukar cerita tentang hal seru yang pernah saya alami. Kami berkenalan dan saling bertukar akun medsos.

Kantinnya sangat bersih dan di beberapa titik telah disiapkan tempat untuk cuci tangan, lalu kursi dan mejanya juga sudah tertata rapih dan bersih. Disana para siswa memang ada makan siang di sekolah sebab mereka berada di sekolah sampai sore sehingga sekolah pun menyediakan makan siang di kantin.

Setelah makan kami membereskan alat makan dan meletakannya di tempat yang sudah disediakan. Hal ini merupakan sebuah bentuk kedisiplinan dan kemandirian.

Sesuai jadwal, kami rombongan murid SMA Nasional KPS mengganti baju dengan pakaian batik yang sudah kami bawa, dan bersiap untuk mengikuti agenda selanjutnya yaitu tour sekolah yang akan dipandu okeh wakil kepala sekolah Noeun High School.

Dalam hati saya, memandang kagum suasana kantin,ruang belajar mereka yang modern dan sangat bersih, begitu juga dengan ruangan lainnya.

Tidak terasa, selesai juga acara kami di Noeun High School. Kami naik bus dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Woosong University.

Menari dihadapan siswa dari negara lain(Korea),benar-benar berkesan dan akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan bagi saya dan teman-teman SMA Nasional KPS yang ikut study tour in.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *