BALIKPAPAN–Pelaksanaan pembagunan Ibukota Negara Nusantara telah berjalan hingga saat ini. Progress pembangunan mulai terlihat, ramainya aktivitas di 2 kota yakni Balikpapan dan Samarinda semakin menunjukkan performance dari impact IKN Nusantata.
Namun, opini publik tentang ketidakterlibatan masyarakat Kaltim dalam pembangunan Ibukota Negara Nusantara juga semakin menyerupai bola liar, tidak hanya tak terbendung namun juga tidak lagi melalui filterisasi. Sehingga, tentu saja membawa dampak terhadap pendapat masyarakat pada umumnya.
Sebagian masyarakat lainnya, mulai pesimis dengan langkah pemerintah untuk mengakomodir masyarakat lokal dalam penyelenggaraan pembangunan IKN Nusantara, baik pada sektor buruh harian hingga pada tenaga profesional dengan kemampuan softskill yg dimiliki.
Menyadari hal itu, Dr. Indrayani menginisiasi agar BEM Nusantara sebagai agen of change segera mengambil peran untuk melakukan kegiatan bersama pihak Ibukota Negara Nusantara. “Opini publik yang liar terkait IKN Nusantara, perlu untuk dibendung dan segera difasilitasi oleh pihak IKN, sehingga pemuda maupun masyarakat lebih memahami apa yang menjadi arah dan tujuan dari pembangunan IKN Di Kalimantan Timur. “Tentu saja, mahasiswa sebagai komunitas yang cukup ideal dan tak memiliki unsur kepentingan dapat menjadi penyelenggara acara tersebut” ungkap Dr.Indrayani yang juga merupakan Dosen FKIP Universitas Balikpapan.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pembangunan Ibukota Negara Nusantara, sudah semestinya putera/puteri daerah menjemput bola dengan meningkatkan softskill baik pada keterampilan khusus maupun bahasa. “Jika kita memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan pendatang. Maka saya meyakini bahwa kompetisi yang dilalui tidak dapat membuat kita pesimis untuk bersaing. Oleh karenanya, masyarakat Kaltim harus segera menjemput segala peluang yang ada disekitar kita. Peluang kerja maupun peluang usaha, adalah dua hal yang memerlukan komitmen dan ketekunan” ujar Dr. Indrayani.
Alumni Program Doktoral Universitas Negeri Malang itu juga mengatakan, konsep pembangunan ekonomi yang melibatkan tiga kota yakni Sepaku, Balikpapan dan Samarinda dianggap akan menopang pertumbuhan ekonomi baru bagi Kalimantan Timur. “Saya yakin bahwa keberadaan Ibukota Negara Nusantara secara langsung akan menciptakan diversifikasi ekonomi dimasing-masing wilayah termasuk dalam pemenuhan komoditas dan industri unggulan” jelas Dr.Indrayani.
Pada kesempatan yang sama, Agung Syahrir selaku koordinator BEM Nusantara menyampaikan harapannya. Ia mengatakan kegiatan ini tidak hanya dilakukan hanya sekali dan berharap besar ada output yang didapatkan oleh audience maupun penyelenggara. “Saya berharap hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini dapat di realisasikan di IKN Nusantara. Serta nantinya pemerintah dapat mengakomodir keterlibatan masyarakat lokal di IKN Nusantara dengan cara terus meningkatan kapasitas masyarakat di daerah mitra IKN Nusantara, baik melalui pembinaan maupun pemberdayaan” ungkap Agung Syahrir.
Penulis : Alfian Tamzil