Tokoh

Direktur RSJD Atma Husada Ikuti Uji Kompetensi yang Dilaksanakan BPSDM Bersama 41 Kepala OPD di Lingkungan Pemprov Kaltim

BALIKPAPAN–Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menggelar Uji Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang digelar di Ballroom Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (29/03/2022).

Dalam Uji Kompetensi ini ada sebanyak 41 Kepala OPD di lingkungan pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu peserta Uji Kompetensi tersebut adalah Direktur RSJD Atma Husada Mahakam dr. H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS. “Saya hari ini mengikuti uji kompetensi untuk jabatan Tinggi Pratama yang diikuti oleh semua pejabat eselon 2 yang ada di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur,” ujar dr Jaya Mualimin saat ditemui media ini, Selasa sore (29/03/2022).

dr. H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS

Dalam uji kompetensi ini badan penyelenggaraannya adalah BPSDM Provinsi Kalimantan Timur dan asesornya berasal dari Kementerian Dalam Negeri. Kemudian yang diuji dalam uji kompetensi itu ada beberapa kategori, tepatnya ada 12 kategori. “Dan di dalam uji kompetensi ini kan, kita diminta untuk menyerahkan semua fortopolio kita, selama kita menjabat sebagai pejabat eselon dua,” ujar alumni Fakultas Spesialis Kedokteran Jiwa Universitas Padjadjaran Bandung ini.

Lebih lanjut dr Jaya Mualimin menyampaikan, setelah menyerahkan semua fortopolio. Maka pada hari ini ia sudah diuji dengan beberapa portofolio yang ada, oleh asesor dari Kementerian Dalam Negeri. “Pertama yang diujikan adalah semua peserta atau asesi, itu diminta untuk mempresentasikan terkait dengan OPD yang dipimpinnya,” ujarnya.

Kemudian, lanjut dr Jaya Mualimin, setelah diberikan kesempatan selama 20 menit dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Tanya jawab ini berkisah antara kedudukan OPD, kemudian kerjasama antar OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan DPRD Provinsi Kaltim. Kemudian selanjutnya juga keterkaitan hubungan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.

dr Jaya memaparkan, dalam ujian kompetensi yang diikutinya ini, pengembangan-pengembangan strategi, hambatan serta Tupoksi yang menjadi tanggungjawab dari OPD yang dipimpinnya itu, termasuk yang dibawakan dr Jaya Mualimin adalah Rumah Sakit Atma Husada. Dimulai dari Renstra. Renstra itu, menurut dr Jaya Mualimin adalah tujuan dari OPD tersebut. Kemudian sasaran serta ada pula program yang dilakukan. “Tentu saja ini sangat terkait dengan Renstra yang sudah kita buat selama 5 tahun ini. Inikan dimulai dari 2018 hingga 2023 nanti. Dan di akhir tahun dari Renstra tahun 2022 menuju ke tahun 2023,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, dalam uji kompetensi ini, dirinya menyampaikan tentang hambatan internal dan eksternal, kemudian tantangan-tantangan yang dihadapi. Kemudian apa yang sudah dilakukan. Lalu setelah itu, ada beberapa hal yang terkait dengan kerjasama lintas sektor, kerjasama antara OPD dengan fungsi dari legislasi yang dalam hal ini adalah DPRD Provinsi Kalimantan Timur. “Seperti fungsi budgeting, fungsi pengawasan, itu seperti apa sih? Sehingga itu bisa mengembangkan layanan OPD,” imbuh dr Jaya Mualimin.

Lebih lanjut dr Jaya Mualimin mengatakan, pihaknya selalu menjalin hubungan dengan instansi vertikal seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri kemudian dengan pemerintah pusat. “Kan kita punya dana, semacam ada tugas perbantuan. Baik melalui DAK maupun DAU. Kemudian juga ada program-program yang sekarang, kalau Rumah Sakit Jiwa adalah ke Narkoba. Kemudian ada dana DAK. Lalu ada juga Covid yang menjadi pandemi global nasional beberapa tahun belakangan ini,” paparnya

dr Jaya Mualimin kembali menyebut, bahwa dirinya akan melakukan strategi-strategi apa yang bisa dikembangkan sebagai strategi untuk menjawab segala kendala serta hambatan. RSJ Atma Husada menurut dr Jaya Mualimin lebih banyak kendalanya adalah stigma. Kemudian kepedulian terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ dan juga regulasi yang mungkin masih belum bisa mengembangkan rumah sakit.

“Sebenarnya itu, tetapi dengan cara ini, kita selalu melakukan dialog, kemudian komunikasi sampai dengan saat sekarang, RSJD Atma Husada Mahakam ini sudah bisa menghadapi semua hambatan-hambatan itu. Mudah-mudahan di tahun 2023 yah, menjadi rumah sakit yang diminati oleh masyarakat. Untuk bisa berkonsultasi tidak melulu mengobati gangguan jiwa saja. Tetapi juga sebagai pusat kesehatan jiwa masyarakat, dalam meningkatkan karier, mengembangkan potensi. Kemudian mengembangkan potensi kapasitas SDM yang ada di Kaltim. Kemudian hal hal lain yang terkait juga pelayanan-pelayanan di bidang kesehatan lainnya,” imbuh dr Jaya lagi.

Pelayanan yang ada di RSJD Atma Husada Mahakam menurut dr Jaya Mualimin dimungkinkan oleh peraturan Kementerian Kesehatan untuk mengembangkan layanan di luar kekhususannya. “Jadi itu yang ditanyakan oleh asesor tadi. Dan asesor sangat puas dengan presentasi dari saya. Dan mereka mengapresiasi terutama terkait dengan tantangannya adalah stigma. Stigma masyarakat maka kita jawab dengan rebranding. Bukan mengubah RS Atma Husada menjadi rumah sakit umum. Tidak. Tetapi mengubah image, Rumah Sakit Jiwa Atma Husada menjadi rumah sakit yang diminati. Salah satu contoh adalah menyebut rumah sakit jiwa itu hanya Rumah Sakit Atma Husada. Atau RSD Atma Husada itu sangat diapresiasi oleh asesor tadi,” kata dr Jaya lagi.

Menurutnya, kalau merubah Tupoksi tentu tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Namun menurut dr Jaya, pihaknya merubah cara menyampaikannya kepada masyarakat. Ini merupakan strategi marketing yang sudah mulai dikembangkan. “Strategi marketing ini sudah mulai dikembangkan dengan menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, dan ini sudah kita mulai laksanakan dan akan terus berjalan,” pungkasnya.

Penulis : Alfian Tamzil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *