News Umum

Pengalaman Siswa SMA Nasional KPS Ikut Delegasi Muda Indonesia ke Korea Selatan (5)

Terharu Bisa Sholat di Masjid Tertua di Korea Selatan
Oleh : Azka Azkia
(Siswa SMA Nasional KPS)

SEOUL-Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2024, yang menjadi hari ketujuh kami di Korea, saya bersama teman-teman dan guru-guru melakukan perjalanan dengan bus menuju Seoul dari Daejeon. Perjalanan dari Daejeon ke Seoul memakan waktu sekitar dua jam. Daejeon adalah salah satu kota terbesar di Korea, dan jaraknya ke Seoul sekitar 160 kilometer.


Setibanya di Seoul, kami merasakan suasana kota yang begitu ramai. Tujuan pertama kami adalah Seoul Central Mosque, yang terletak di pusat ibu kota, tepatnya di Distrik Yongsan, kawasan Itaewon. Sesampainya di sana, angin sepoi-sepoi terasa sangat menyegarkan.Meskipun sudah mengenakan jaket tapi tetap saja badan masih terasa menggigil menahan dingin.
“Sampai disini, rasanya sejuk dan bikin tenang ya” kata saya dalam hati, sambil melihat-lihat sekitar.
Siapa sangka, di tengah gemerlapnya budaya pop Korea Selatan yang sudah mendunia, terdapat keindahan lain yang tak kalah menarik, yaitu keberadaan masjid di Korea Selatan yang berdiri kokoh.


Negara yang dikenal dengan Negeri Ginseng ini ternyata juga menyimpan kejutan bagi umat Muslim dengan kehadiran tempat-tempat ibadah yang nyaman dan megah. Tak hanya berguna sebagai tempat beribadah umat Muslim, masjid-masjid di Negeri Ginseng ini juga menjadi pusat komunitas Muslim dan menyajikan perpaduan unik antara arsitektur Islam dengan sentuhan budaya Korea Selatan.


Seoul Central Mosque berdiri di atas tiga lantai yang menampung kantor Federasi Muslim Korea di lantai pertama serta aula salat yang luas di lantai dua dan tiga, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah saja, melainkan juga menjadi pusat kegiatan komunitas Muslim di Korea Selatan.


Letaknya yang strategis di pusat kota Seoul menjadikan masjid ini sebagai ikon penting bagi umat Islam dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Korea Selatan.
Alamat: 732-21 Hannam-dong, Yongsan-gu, Seoul.

Berdasarkan catatan The Seoul Guide, geografis masjid ini berdiri tepat di puncak bukit. Tempat itu dikunjungi orang-orang pada akhir pekan demi memperoleh ajaran Islam. Selain itu, di sana ceramah juga disediakan dalam bahasa Inggris dan Arab (selain bahasa Korea yang menjadi bahasa utama).

Bangunan Seoul Central Mosque berwarna putih. Di bagian depan, terdapat menara yang terhubung dengan bangunan utamanya. Seperti masjid pada umumnya, menara ini diberikan lambang bulan-sabit pada puncaknya.
Di pintu masuk masjid, tulisan “Allahu Akbar” akan menjadi penampakan utamanya. Terakhir, di bagian luar sebelum masuk gerbang, ada tulisan korea yang maknanya adalah kalimat syahadat.
Di sekitaran daerah masjid ini, Sungwon Pusat Seoul, terdapat beberapa toko, makanan, supermarket, dan agen perjalanan. Sektor perdagangan ini kebanyakan menyediakan hal yang dekat dengan budaya Islam atau sesuatu yang sifatnya tidak haram.


Mengutip catatan Namsan Korea, Seoul Central Mosque juga punya lembaga pendidikan. Di antaranya seperti madrasah, Institut Penelitian Kebudayaan Islam, dan beberapa aktivitas yang berbau pendidikan lainnya.
Kami memasuki area masjid dan melihat-lihat ruangan di dalamnya. Namun, karena masjid tersebut sedang direnovasi, kami hanya dapat melihat bagian dalam dari luar. Suasana di sekitar masjid cukup tenang, tanpa ada jamaah yang beribadah saat itu.


Beberapa teman mencoba fasilitas toilet di masjid, dan ternyata kondisinya sangat baik dan terawat. Setelah itu, kami mampir ke sebuah toko dessert yang menyediakan berbagai hidangan halal, mulai dari kue, es krim, snack, minuman, dan lainnya. Saya sendiri tidak membeli apa pun, hanya mencicipi milik teman, dan rasanya sungguh lezat.


Ketika sedang menikmati dessert bersama, seorang penerjemah baru bergabung dengan kami. Namanya Kak Jane, yang menggantikan Kak Nabila yang telah kembali ke Busan untuk melanjutkan studinya.
“Kalian beli apa disini ? mumpung sedang berada di masjid ini, silahkan dicoba masakannya !” kata kak Jane.
“Cukup yang ada saja kak ,” jawab kami.
Setelah itu kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan.


Sejarah Seoul Central Mosque
Kemudian ini sejarah seoul central Mosque yang saya ketahui dan saya ambil dari berbagai referensi juga.
Seoul Central Mosque, yang dibuka pada tahun 1976 di Itaewon, Seoul, adalah masjid pertama dan tertua di Korea Selatan. Pendirian masjid ini tidak lepas dari kehadiran tentara Turki saat Perang Korea 1950-an, yang memperkenalkan Islam kepada warga lokal. Seiring waktu, komunitas Muslim membentuk organisasi bernama Korean Muslim Society pada tahun 1955, yang kemudian menjadi Federasi Muslim Korea pada tahun 1967. Federasi ini berperan penting dalam pendirian masjid tersebut, atas dukungan pemerintah Korea Selatan.

Mulai 1962, Korean Muslim Federation (KMF) mendapatkan bantuan keuangan dari Malaysia sebesar 33 ribu dolar Amerika Serikat. Memasuki tahun 1970, beberapa negara Islam dari timur tengah ikut serta berkontribusi.


Tepat tahun 1974, pembangunan dilakukan di atas tanah yang diberikan pemerintahan Korea Selatan. Luas tanah yang didonasikan mereka kala itu adalah 5.000 meter persegi. Kemudian, tepat pada 21 Mei 1976, masjid ini resmi dibuka.
Selain komunitas Muslim Korea, ternyata penduduk atau wisatawan non muslim juga ada yang mengunjungi tempat ini. Namun, ada aturan untuk mengenakan pakaian sopan (standar Muslim) jika ada orang non Muslim berkunjung. Pihak masjid ini menyediakan barang seperti jilbab, rok, dan beberapa pakaian lainnya.
Melansir dari YDSF ORG, pada 20 Juli 1990, Seoul Central Mosque memperoleh donasi kembali dari Bank Pembangunan Islam Arab Saudi. Berawal dari masjid ini, didirikan juga beberapa tempat ibadah serupa di wilayah lain Korea Selatan.
Masjid ini menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam, dilengkapi dengan ruang kelas, kantor, sekolah, serta aula untuk kegiatan seminar dan konferensi. Selain digunakan untuk ibadah, khutbah disampaikan dalam bahasa Arab, Inggris, dan Korea, mengingat mayoritas Muslim di Korea adalah kaum imigran. Hingga kini, jumlah Muslim di Korea sekitar 200.000 orang, dengan 15 masjid resmi dan ratusan mushola di seluruh negeri.

Central Mosque merupakan masjid di Korea Selatan yang juga menjadi tempat tujuan wisata, terutama bagi turis muslim. Pasalnya, masjid ini juga merupakan bagian sejarah berkembangnya Islam di Korea, serta sejarah toleransi di negeri ginseng ini.(Kompas.com ).
Selain fungsinya sebagai tempat beribadah umat muslim serta sebagai salah satu destinasi wisata, berikut 4 fakta menarik seputar masjid ini.

  1. Donasi bersama pemerintah Korea dan Arab Saudi Seoul Central Mosque ini terletak di Jalan Usadan, Distrik Yongsan di Seoul. Daerah sekitar masjid sering disebut daerah Itaewon. Masjid yang mulai dibangun tahun 1974 dan mulai digunakan tahun 1976 ini merupakan perpaduan atas donasi pemerintah Korea untuk lahan seluas 5.000 meter persegi, serta uang pembangunan masjid dari patungan negara-negara Islam. Sebelum masjid ini dibangun, Korean Muslim Federation (KMF) sering mengadakan shalat berjamaah di daerah ini. Saat itu jumlah penduduk muslim di Korea sekitar 3.000 jiwa. Presiden Korea saat itu, Park Chung-hee menawarkan KMF sebidang lahan untuk dibangun masjid, agar Republik Korea yang umurnya masih muda mendapatkan pertemanan yang baik dengan negara-negara timur tengah. Kemudian, Arab Saudi dan negara timur tengah lain memberikan dana pembangunan masjid ke pemerintah Korea.
    1. Pusat Syiar Islam di Korea Setelah dibangunnya Seoul Central Mosque, sejumlah masjid juga dibangun di sejumlah wilayah di Korea lainnya. Paling banyak masjid berada di wilayah Gyeonggi dan Incheon. Tercatat ada 7 masjid di wilayah tersebut. Sementara di Seoul, tidak berdiri masjid lain selain Seoul Central Mosque. Seoul Central Mosque jadi pusat syiar Islam di Korea lantaran di masjid ini juga berdiri kesekretariatan KMF. Dari dana negara-negara Islam di Timur Tengah, kesekretariatan KMF berkembang dan kini sudah ada pusat edukasi Islam dengan gedung di samping masjid. Segera setelah masjid ini dibangun disusul masjid-masjid lain di Korea, jumlah penduduk muslim di Korea meningkat pesat. Penduduk muslim tak hanya dari warga asing muslim yang menetap di Korea, juga penduduk asli Korea mulai meminati Islam. Diperkirakan jumlah penduduk muslim di Korea mencapai 200.000 jiwa saat ini.
  2. Pusat Makanan Halal

Daerah sekitar masjid Seoul ini merupakan pusat makanan halal, di sepanjang jalan menuju masjid ini berderet restoran halal, terutama di Usadan 10-gil. Pemiliknya bisa berasal dari Timur Tengah atau negara Islam lainnya. Bahkan ada restoran Indonesia bernama Siti Sara di jalan ini. Kami, peserta dari SMA Nasional KPS ke Halal Restaurant Week Korea, dua kali menyambangi restoran halal di daerah Itaewon ini. Satu ke Murree Muslim Food dan satu lagi ke Kervan, restoran kebab Turki, cabang Itaewon.

Untuk harga, di Murree masih lumayan terjangkau. Misal untuk menu bibimbap harganya 8.000 KRW per porsi (1 KRW=Rp 14). Sementara menu bulgogi seharga Rp 15.000 KRW. Ukurannya pas buat perorangan dan kenyang. Di Kervan, seporsi menu chicken shish kebab atau mix sish kebab harganya 21.000 KRW, namun dengan ukuran besar, satu porsi menu bisa untuk dua orang.
Hadirnya masjid di Seoul terbukti membawa denyut nadi perekonomian dan pusat komersial di jatung Korea.

  1. Terletak antara Hangang River dan Namsan Mountain Tanah tempat masjid ini berdiri merupakan tanah yang tinggi seperti bukit, sehingga untuk masuk ke dalamnya kami harus menapaki sejumlah anak tangga. Dari halaman masjid, terhampar pemandangan kota serta sungai Hangang. Atas pemandangannya yang indah tersebut, pengunjung masjid bukan hanya umat muslim yang menunakan ibadah saja lho, tetapi juga warga Korea yang ingin melihat keindahan masjid serta keindahan pemandangan tepi sungai Hangang yang alirannya bermuara ke Laut Kuning. Agar pengunjung menghargai umat muslim yang berdoa di dalamnya, maka di bagian depan pintu masuk masjid diberi sebuah peringatan tata cara berbusana yang sopan untuk masuk ke masjid.
    .

Jika kamu ke Korea, pastikan mampir ke wilayah Itaewon ini. Serta jika masih memerlukan informasi mengenai masjid di Korea, kamu bisa buka website KTO Indonesia di https://www.visitkorea.or.id/ atau kunjungi Instagramnya di @ktoid. Ikuti juga perkembangan program-program wisata ke Korea di #AkudanKorea serta di #KeKoreaAja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *