Program Sosialisasi Interaktif Tanamkan Kesadaran Kualitas Produk Sejak Dini Bagi Siswa Jurusan Kuliner, Desain, dan Busana.
Catatan : Era Wahyu Ningsih, Ketua Tim Pelaksana Program Pendidikan UMKM yang Kontekstual. Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Sastra Inggris, Universitas Balikpapan.
Penajam Paser Utara–Upaya membangun UMKM yang kuat, aman, dan berkualitas tidak hanya dimulai dari pelaku usaha yang sudah berjalan. Di Penajam Paser Utara, langkah pembinaan justru telah dirintis sejak para calon pelaku usaha masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan (SMK).
Hal ini terlihat dalam kegiatan edukasi bertajuk “Keamanan Produksi serta Teknik Pengemasan Produk UMKM” yang digelar di SMK Negeri 4 Penajam Paser Utara pada 10 Februari 2025. Program ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat oleh tim dosen dan mahasiswa Universitas Balikpapan dari berbagai jurusan, antara lain Sastra Inggris, Teknik Mesin, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
“Kegiatan ini kami rancang untuk memberikan pemahaman awal kepada siswa SMK tentang pentingnya standar keamanan dan kemasan produk. Karena dari sinilah mental wirausaha yang berkualitas bisa dibentuk,” ujar Era Wahyu Ningsih, ketua tim pelaksana program.
Pendidikan UMKM yang Kontekstual.
Sosialisasi ini menyasar 30 siswa dari tiga jurusan berbeda: Kuliner, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produksi Busana. Ketiganya dipilih karena berpotensi besar melahirkan produk-produk kreatif dan bernilai jual di masa depan.
Dalam kegiatan ini, siswa mendapatkan enam materi utama, yakni:
- Pentingnya keamanan produksi dalam UMKM
- Dasar-dasar keamanan dan kebersihan
- Teknik pengemasan yang baik dan efisien
- Penulisan informasi pada kemasan
- Aspek legal dan regulasi produk
- Evaluasi dan monitoring kualitas
Untuk menjaga keterlibatan siswa, metode penyampaian dibuat interaktif. Para pemateri menyelipkan sesi kuis, diskusi, serta pemberian hadiah untuk meningkatkan antusiasme peserta.
“Kami ingin membentuk pemahaman bukan hanya teori, tapi juga kesadaran praktis. Misalnya, mengapa informasi label itu penting, atau bagaimana kemasan bisa jadi alat promosi yang efektif,” jelas Rosmiati, salah satu dosen pendamping dari Universitas Balikpapan.

Hasil Positif dan Harapan Masa Depan
Kegiatan ini diawali dengan pre-test dan ditutup dengan post-test untuk mengukur pemahaman siswa sebelum dan sesudah menerima materi. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan. Siswa mampu menjelaskan kembali konsep penting seperti standar sanitasi produksi, pemilihan bahan baku, hingga pentingnya legalitas usaha.
“Awalnya saya tidak tahu kalau informasi pada kemasan seperti tanggal kadaluarsa atau komposisi itu wajib dicantumkan. Sekarang saya tahu kalau itu bisa menentukan kepercayaan konsumen,” ungkap Nadira, siswa jurusan Kuliner yang mengikuti kegiatan.
Pihak sekolah juga menyambut baik program ini. Dalam sambutannya, Rita Sianturi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Negeri 4 PPU, menyatakan bahwa kegiatan semacam ini memperkaya wawasan kewirausahaan siswa secara nyata.
Menjawab Tantangan UMKM Secara Berkelanjutan
Kegiatan edukasi ini menjadi sangat penting mengingat tantangan UMKM tidak hanya terletak pada produksi, tetapi juga kualitas, keamanan, dan citra produk di mata konsumen. Dalam era pasar terbuka, kemasan dan keamanan menjadi penentu daya saing produk lokal.
“Banyak UMKM yang kalah bukan karena rasa produk, tapi karena kemasan dan legalitas yang kurang diperhatikan. Padahal kemasan adalah ‘penjual diam’ yang pertama dilihat konsumen,” kata Eisteriano Remon Lein, narasumber dari bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Dengan adanya kegiatan ini, para siswa diharapkan menjadi generasi baru pelaku UMKM yang tidak hanya kreatif, tapi juga sadar kualitas dan regulasi.
Kolaborasi Dunia Pendidikan dan UMKM
Program ini ditutup dengan sesi tanya jawab, foto bersama, serta refleksi dari para peserta. Antusiasme yang tinggi serta peningkatan hasil post-test menjadi indikator bahwa pendekatan edukatif seperti ini sangat efektif jika diterapkan secara luas.
“Kami berharap kegiatan ini bisa direplikasi di sekolah lain, terutama di daerah yang punya potensi UMKM tinggi. Perlu sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan perguruan tinggi untuk menyiapkan pelaku usaha yang siap pakai,” tutup Isar Darmawan, perwakilan dari tim pelaksana.
Edukasi tentang keamanan produksi dan kemasan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Jika ingin UMKM Indonesia naik kelas, maka pembinaan harus dimulai dari sekarang—dan dimulai dari sekolah.(*)

