Uncategorized

Dihadiri Ratusan Mahasiswa, Uniba Gelar Kuliah Umum Dengan Narasumber Laksamana (Purn) Prof. Dr. Marsetio

BALIKPAPAN—Ratusan mahasiswa dari seluruh Program Studi yang ada di Universitas Balikpapan menghadiri kuliah umum yang disampaikan oleh Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Penasehat Khusus Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Republik Indonesia. Selain mahasiswa Uniba, hadir pula perwakilan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Balikpapan yang digelar di ballroom Putri Aji Karangmelenu, Gedung G, lantai 8, kampus Universitas Balikpapan, Jumat (1/8/2025).

Pada kuliah umum ini hadir pula Kepala LLDIKTI Wilayah XI Dr. Muhammad Akbar. Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH. Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal. Seluruh Wakil Rektor. Para Direktur Pasca Sarjana. Seluruh Dekan, dan seluruh Dosen Universitas Balikpapan.

Rektor UNIBA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam dan rasa bangga atas kesediaan Prof. Marsetio hadir di tengah kesibukannya sebagai tokoh nasional, seorang.tokoh besar, mantan KSAL yang diakui sebagai figur yang memiliki penuh inspiratif serta mampu membawa semangat nasionalisme dalam segi keilmuan. “Kehadiran Profesor Marsetio di kampus kami, menjadi motivasi besar bagi kami semua untuk terus menjadikan Uniba sebagai kampus yang unggul yang mampu melahirkan lulusan berkualitas dan siap berkompetisi di masa depan,” ujar Rektor Uniba.

Kehadiran Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio sebagai pemateri pada kuliah umum ini merupakan hal yang langka dan bagian sejarah di Universitas Balikpapan, sebab Marsetio bukan orang sembarangan. Ia merupakan alumni Akabri Laut yang lulus tahun 1981 dan meraih Adhi Makayasa, sebuah prestasi tertinggi saat dilantik menjadi perwira remaja kala itu. Hingga akhirnya menjabat Kepala Staff Angkatan Laut dari tahun 2012 hingga 2014 dengan pangkat Laksamana atau Bintang Empat. Serta memiliki 32 Satya Lencana dan 8 Bintang Penghargaan dari negara.

Materi yang disampaikannya begitu santai namun serius. Di awal materi yang disampaikannya, bahwa dua hari lalu Ia sempat menjadi pemateri tentang peradaban dunia. Dan yang hadir saat itu adalah presiden ke 5 Susilo Bambang Yudhoyono, kemudian juga hadir para mantan-mantan menteri, mantan-mantan Kepala Staf, Kapolri dan beberapa pejabat tinggi negara. Ia menyampaikan, bagaimana geopolitik, geomaritim di kawasan Indonesia dan peran Indonesia ke depan.

Prof. Marsetio di awal materi yang disampaikannya, bahwa Ia tidak asing dengan Balikpapan. Sebab istrinya, Penny Iriana Trikamandani adalah orang Balikpapan. “Istri saya itu SMP hingga SMAnya di Balikpapan. Ia tinggal di Gunung Sari waktu itu,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir siang itu.

Menurutnya, bahwa Indonesia sebagai negara maritim dunia. Dan Indonesia memiliki batas maritim dengan 10 negara dengan 10 batas wilayah.  Dan yang tuntas baru satu yaitu dengan Singapura, itupun pada tahun 2011 bulan September. “Yang lain belum tuntas. Bahwa kemungkinan akan ada perang ke depan, karena perebutan batas wilayah antara Malaysia dan Thailand,” ujar mantan Penerbang Angkatan Laut itu.

Ke depan, menurut Marsetio, bagaimana dengan negara lain? Berarti potensi konflik, bisa menjadi potensi perang ke depan. Perang ke depan itu terjadi karena adanya perebutan sumber daya alam. Baik yang ada di darat, maupun di laut. “Kemarin saya sampaikan di depan Bapak SBY dan di depan para pakar. Bahwa sumber daya alam kita begitu berlimpah, sehingga wilayah geomaritim kita perlu dijaga, baik laut dan udara. Agar jangan sampai ada konflik perebutan wilayah karena sumber daya alam kita begitu banyak,” ujar alumni S3 Universitas Gajah Mada tersebut. 

Marsetio juga sempat menyampaikan, kenapa Pulau Sipadan dan Ligitan pada Desember 2002 lalu lepas dari Indonesia. Indonesia kehilangan dua pulau kala itu. Kemudian dibawa ke Mahkamah Internasional, maka kedua pulau ini kalah. Kenapa kalah? karena pulau tersebut tidak terpelihara dengan baik. “Itulah pertama kali tahun 2005 saya berlayar ke pelabuhan di Nunukan pada bulan April Mei. Kemudian saya menerima laporan bahwa ada pekerja kita yang sedang membuat karang di Suar Karang digebukin sama ABK atau kru dari kapal perang Malaysia,” ujarnya.

Berdasarkan buku putih pertahanan Malaysia, ini adalah bagian dari teori Malaysia. Jadi ternyata di depan perairan Indonesia di wilayah tetangga Indonesia, menyatakan apabila ada karang pada saat surut air terendah, dan muncul minimum 50 cm atau setengah meter, maka dapat digunakan sebagai titik batas luar negara kepulauan. Namun pada saat rendah karangnya sudah tidak muncul di saat air laut pasang, maka dibuatlah Karang Ungaran. “Karang Ungaran yang berbatasan dengan Filipina ini akan ditarik ke media lain ke utara jika terjadi, kalau kita cinta damai maka kita harus siap berperang sebagai negara yang kuat. Sebab negara itu pasti akan dihargai dan tidak diambil alih oleh negara lain,” ujar alumni mahasiswa Harvard Kennedy School, Boston, USA, tahun 2014 tersebut.

Lebih lanjut Prof. Marsetio menyampaikan, bahwa pada Sabtu 2 Agustus, akan ada 400 Diaspora dari seluruh dunia yang akan datang dan melihat IKN. Dan Ia akan memberikan materi  bahwa Universitas Balikpapan adalah menjadi motornya, menjadi penyangganya, untuk memberikan pemahaman kepada publik tentang perlunya berdirinya IKN Nusanatara di Kabupaten Penajam Paser Utara. Kemudian Ia akan menyampaikan secara ringkas, bagaimana geopolitik, geomaritim di kawasan Indonesia dan peran Indonesia di depan. “Kali ini saya akan menyampaikan ringkas sebelum nanti bisa dilihat di perpustakaan inti dari materi kuliah saya adalah tentang geopolitik di indopacific,” ujar Prof. Marsetio.

Pada kesempatan ini, Prof. Marsetio mengajak para mahasiswa agar mulai sekarang harus mampu berpikir strategis, tidak cukup hanya paham teori, tapi juga memahami bagaimana menjaga keutuhan NKRI melalui kontribusi di bidang masing-masing. “Dari sinilah kuliah umum menjadi sarana pembelajaran yang relevan dan transformatif, bukan sekadar pelengkap SKS saja,” ujarnya. 

Menurutnya, Kuliah Umum ini sangat bermanfaat dan dapat memberi perhatian serius pada peran kampus swasta dalam penguatan sumber daya manusia. Ia juga akan menyampaikan secara langsung kepada Menteri Pendidikan, Sains dan Teknologi, bahwa kunjungannya ke UNIBA bukan sekadar seremoni biasa, akan tetapi sebuah langkah yang strategis  untuk  menjadikan Kampus Uniba menjadi bagian dari pembangunan nasional. “Saya akan sampaikan kepada Pak Menteri bahwa hari ini saya akan ke Balikpapan, ke UNIBA, dan beliau menitipkan salam serta harapan agar kampus ini menjadi bagian penting dari pembangunan SDM nasional menuju Indonesia Emas tahun 2045,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *