BALIKPAPAN–Pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang diprakarsai oleh Wakil Ketua II DPD RI Dr. H. Mahyudin, yang digelar di Conference Room Kampus Universitas Balikpapan. Pada FGD ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Yapennti DWK Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE. SH. MH. Rektor Uniba Dr. Ir. Isradi Zainal dan Dr. Indrayani M.Pd selaku Dosen di FKIP Pendidikan Ekonomi. Serta hadir pula beberapa pejabat struktural, para dosen dan 100 mahasiswa pada hari Rabu (15/5/2024).
Pada momen ini, Dr.Indrayani menyampaikan lonjakan ekonomi pasca penetapan IKN di Kalimantan. “Berdasarkan data BPS.Kaltim, pada tahun 2023 Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan hasil persentasi struktur ekonomi sejumlah 48,38 persen,” ungkapnya.
Tingginya struktur ekonomi Kalimantan Timur tentu saja masih didominasi oleh pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan kontruksi. “Kondisi pertumbuhan Produk Domestik Bruto mengalami kenaikan hingga 6,22 persen yang berdasarkan PDRB lapangan usaha 43,19 persen masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian, disusul oleh industri pengolahan sebesar 17,73 persen dan kontruksi 12,63 persen. Artinya, ketiga sektor tersebut turut mengalami kenaikan persentasi sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Alumni Program Doktoral Universitas Negeri Malang tersebut.
Seminggu lalu, ia melakukan kunjungan pada salah satu pelaku UMKM di Kota Balikpapan. Pemilik UMKM tersebut menyampaikan bahwa dengan adanya IKN di Kalimantan Timur, permintaan atas produk amplangnya mengalami peningkatan yg signifikan. “Saya memulai usaha sejak tahun 2015. Dulu saya hanya menjalankan usaha ini bersama keluarga. Lalu saya menambah 3 karyawan. Namun, setelah adanya IKN, saya menambah karyawan saya hingga 8 orang karena untuk mencukupi permintaan pasar, saya harus memperbanyak produksi. Sekalipun kendala kami saat ini adalah sering kurangnya ketersediaan bahan baku ikan tenggiri untuk melakukan produksi. Selain itu, pendapatan saya juga alhamdulillah meningkat. Sekitar 20 juta perbulan bersih setelah bayar 8 karyawan dan lain lain” ungkap pemilik salah satu UMKM Amplang di Kota Balikpapan.
Tumbuhnya berbagai sektor yang ada di Kalimantan Timur, tentu saja merupakan dampak dari penetapan IKN. ” Penetapan IKN di Kalimantan Timur adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Peluang dan ancaman yang ada mesti secara perlahan diatasi dari sekarang. Sinergitas seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat menjadi hal penting untuk kehidupan mendatang. Berharap Indonesia sentris yang sesungguhnya dapat terealisasi di Tahun 2045 ” tutup Dr.Indrayani.
ADV