BALIKPAPAN—SMA Negeri 2 Balikpapan menggelar training kewirausahaan dengan menghadirkan Dosen FKIP Universitas Balikpapan, yakni Dr. Indrayani M.Pd untuk memberikan training kewirausahaan. Training ini dilaksanakan berdasarkan surat permohonan dari SMA Negeri 2 Balikpapan yang memohon FKIP Universitas Balikpapan untuk memberikan trik-trik kewirausaaan kepada para siswa-siswinya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kelas R.PAI.1, SMA Negeri 2 Balikpapan, Rabu (9/8/2023).

Hadir pada acara training kewirausahaan ini diantaranya Dr. Indrayani M.Pd, selaku Ketua Pusat Kewirausahaan Universitas Balikpapan yang kesehariannya merupakan Dosen di FKIP Universitas Balikpapan. Serta hadir pula Kepala SMA Negeri 2 Balikpapan Dra. Ririen Friedayati dan sejumlah guru yang ada di SMA Negeri 2 Balikpapan serta sejumlah anggota OSIS dari kelas XI dan XII.

Dra. Ririen Friedayati dalam sambutannya mengatakan, bahwa SMA Negeri 2 Balikpapan sudah lama sekali menjalin kerjasama dengan Universitas Balikpapan. Dan ini untuk kesekiankalinya sengaja dihadirkan di SMA Negeri 2 Balikpapan untuk memberikan pengajaran sekaligus memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengenal apa itu kewirausahaan. “Beberapa Dosen Uniba sudah beberapa kali datang ke sini untuk berkolaborasi. Untuk kesekian kalinya kami haturkan terimakasih kepada Uniba, yang mendukung SMA Negeri 2 Balikpapan untuk kegiatan pembelajaran,” ujar Ririen Friedayati.

Lebih lanjut Ririen Friedayati menyampaikan, SMA Negeri 2 Balikpapan adalah sekolah siaga kependudukan. Di mana seluruh warga SMA Negeri 2 Balikpapan peduli tentang kependudukan, untuk memikirkan masa depan para siswa siswinya dengan harapan agar nantinya menjadi generasi emas di tahun 2045. Para siswa SMA Negeri 2 Balikpapan memiliki moto, yaitu sehat, cerdas dan ceria. Tanpa jiwa raga yang sehat tentu mereka susah untuk menjadi seorang pemimpin. Dan moto yang ke 2 adalah cerdas, dengan harapan agar para siswa SMA Negeri 2 Balikpapan ini memiliki kecerdasan dibidangnya. Dan moto yang ke 3 adalah ceria, agar para siswa ini berbahagia ketika menikmati profesi para siswa nantinya. “Apapun itu, itu adalah pilihan kalian. Jadi, sangat-sangat bagus lagi sekolah siaga kependudukan dengan moto sehat, cerdas, ceria agar terus diterapkan. Dan mohon diingat itu demi masa depan para siswa sekalian,” pungkas Ririen Friedayati.

Usai menyampaikan sambutannya, acara dilanjutkan dengan acara inti yang disampaikan oleh Dr. Indrayani M.Pd. Di awal materi yang disampaikannya, Dr. Indrayani sempat memperkenalkan diri, bahwa Ia baru saja meraih gelar Doktoralnya tahun lalu, tepat di usia 30 tahun. Usia yang relatif muda untuk menyandang gelar sarjana Strata III yaitu seorang Doktor. “Saya terlahir dari keluarga yang terbilang susah. Bahkan untuk membeli seragam saja saya dibantu tetangga. Namun saya memiliki semangat. Jadi mulai kuliah S 1, saya mendapatkan beasiswa. Hingga selesai menempuh pendidikan Doktoralnya saja, saya juga mendapatkan beasiswa,” ujar Dr. Indrayani disambut tepuk tangan para siswa yang hadir pagi itu.

Di hadapan para siswa Dr. Indrayani menyampaikan, bahwa para siswa ini merupakan generasi emas di tahun 2045. Dan para siswa harus siap menghadapinya. Untuk itu Dr. Indrayani berpesan agar memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif dan inovatif. Damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter yang kuat. Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya dan berperadaban unggul.

Dr. Indrayani juga menyampaikan, faktor untuk menciptakan peluang usaha, yaitu yang pertama peluang usaha dari Kebutuhan. “Saat ada kebutuhan yang Anda rasa belum dapat terpenuhi dari produk dan jasa yang sudah tersedia, maka Anda bisa menciptakan produk lain yang lebih mumpuni. Seperti pengolahan buah mangrove Pidada di Desa Mentawir PPU sebagai kearifan lokal masyarakat yang sukses hingga saat ini,” ujarnya.

Yang ke dua adalah peluang usaha dari kemampuan. Kemampuan yang terdapat di dalam diri sendiri sudah selayaknya dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha yang baru. Dan yang ke tiga adalah peluang usaha ditemukan, yaitu menciptakan sebuah usaha yang akan berdampak cukup baik bagi pelakunya. “Misalnya Anda memiliki rumah yang berlokasi di dekat sekolah atau kampus, maka usaha fotokopi bisa menjadi pilihan yang cerdas,” imbuhnya.

Dr. Indrayani memberikan ilustrasi, yakni Ceo Buttonscraves seorang wanita bernama Linda Anggreaningsih sebagai pemilik bisnis Buttonscarves yang percaya bahwa Indonesia memiliki potensi yang baik di pasar fashion muslim internasional. Buttonscraves sendiri berdiri di tahun 2016, Buttonscarves mengawali bisnisnya dengan menjual produk secara online melalui situs buttonscarves.com. “Dan saat ini Dia termasuk pengusaha sukses yang menjual jilbabnya dengan inisial B dengan harga yang terbilang cukup mahal namun diminati oleh beberapa muslimah di beberapa negara di dunia,” imbuhnya.

Menurut Dr. Indrayani, 1000 ide bisnis bisa mengalahkan 1 ide namun ide tersebut dikerjakan dengan baik. Dan ide bisnis adalah gambaran singkat dan tepat mengenai bisnis yang hendak didirikan. Ide bisnis disebut juga dengan istilah bibit atau pemikiran awal yang muncul dari dalam si pelaku bisnis untuk menciptakan sebuah bisnis.

Menurut Alumni Program Doktoral Universitas Negeri Malang tersebut, tiada kata instan dalam berbisnis. Ia memberikan ilustrasi, jika ingin memakan mie instan, maka harus melalui proses. Pertama harus dibuka dulu bungkusnya, memasukan mie nya ke dalam wadah dan dimasukan air lalu dimasak. Selama proses pemasakan maka dimasukan bumbu-bumbunya. Setelah beberapa menit, mie instan baru bisa disaji atau dimakan. “Kan ga mungkin, jika kita mau memakan mie instan, langsung kita makan sama bungkus-bungkusnya. Harus melalui proses dulu jika ingin memakan mie instan. Begitu pula di dalam bisnis, juga tidak ada kata instan,” ujar Dr. Indrayani yang juga merupakan Kepala Biro Admisi dan Humas Universitas Balikpapan tersebut.

Dr. Indrayani kembali memaparkan, banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan, diantaranya pengembang permainan, desain produk, film, animasi, video. Televisi dan radio. Seni pertunjukan. Arsitektur. Musik. Fashion. Fotografi. Kriya. Penerbitan. Desain Interior. Seni rupa. Kuliner. Desain Komunikasi Visual. Periklanan. Aplikasi dan lain-lain.

Modal dasar wirausaha menurut Indrayani diantaranya, problem solving, working with people, self manajemen dan technology adaptation. Problem Solving itu diantaranya Self Efficacy, kegagalan= pembelajaran. Tantangan= eksperimen solusi. Tidak perlu takut terlihat tidak pintar. Kritik = evaluasi. Attitude = window to the world.

Kemudian, Dr. Indrayani menyampaikan Self Management yang meliputi kesadaran prioritas. Membuat to do list. Reward Diri Sendiri. Working With People yang meliputi People (Influencer). Circle. Organitation dan Leadeship. Technology Adaptation diantaranya Optimalkan Proses Bisnis. Meningkatkan Efisiensi. Memperluas Pasar.

Dipenghujung paparannya, Dr. Indrayani berpesan, “Berbisnislah dengan cara tidak biasa maka kita akan menjadi luar biasa. Atau hanya mau berbisnis dengan cara biasa maka kita akan mudah binasa,” ujar Dr. Indrayani.



Usai memberikan materinya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dan bagi siswa yang berhasil menjawab mendapat souvenir dari Dr. Indrayani dan acara ini diakhiri dengan momen foto bersama sekaligus membagikan tabloid uniba yang selalu terbit setiap bulannya kepada seluruh siswa dan kepada para guru yang hadir. “Teman teman juga sudah bisa memikirkan dari sekarang, bahwa setelah lulus dari SMA akan melanjutkan pendidikan ke mana? Dan saya sampaikan bahwa di Universitas Balikpapan juga merupakan suatu pilihan. Karena Uniba merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbaik yang ada di Kalimantan,” pungkasnya.
Penulis : Alfian Tamzil