BALIKPAPAN–Terlahir dari keluarga yang sederhana membuat Dr.Indrayani menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi kehidupan. Ia melalui masa kecil hingga remaja di tapal batas Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Alumni SMAN 1 Nunukan Selatan ini dikenal sebagai perempuan yang rajin dan berprestasi sejak dulu. Senantiasa meraih juara kelas dan bahkan pernah menjadi juara III qori’ah tingkat Kabupaten Nunukan serta mewakili Kabupaten Nunukan mengikuti pelatihan konseling sebaya PIK-KRR di BKKBN Provinsi Kalimantan Timur. “Sewaktu SMA, saya cukup aktif dengan kegiatan sekolah. Alhamdulillah sering menjadi juara kelas dan juara tilawah. Terus terang, dulunya saya harus selalu mengikuti lomba tilawah, karna hadiahnya lumayan untuk beli baju baru”. ungkapnya sembari tertawa.
Dr. Indrayani merupakan anak pasangan Ahiruddin seorang wiraswasta dan Hj.Nuryamin seorang IRT. ” Bapak saya bekerja wiraswasta, tentu dengan pendapatan yang tidak menentu, sedangkan ibu saya adalah Ibu rumah tangga. Dulu semasa saya masih SD hingga SMA, ibu saya membantu membiayai kebutuhan hidup dengan berjualan kue dan nasi kuning. Saya harus bangun subuh untuk mengangkat air panas ke tempat ibu saya jualan setiap hari. Saya bukan orang berkecukupan, sehingga untuk membeli seragam sekolah saja dulunya sangat susah. Saya pernah dibantu oleh tetangga sewaktu hampir gagal melanjutkan SMA. Kesusahan hidup itulah yang senantiasa saya ingat hingga saat ini” ujar Dr.Indrayani.
Setelah lulus SMA, Dr. Indrayani dan Ibunya hijrah dari Nunukan kembali Ke Kabupaten Penajam Paser Utara. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan studi pendidikan S1 di Universitas Mulawarman. Saat itu, Dr. Indrayani masuk melalui jalur Penjaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD) dan lolos di Program Studi Pendidikan Ekonomi. Selain berkuliah, Dr.Indrayani aktif sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam. ” Saat saya menempuh studi S1, saya aktif sebagai akademisi, organisatoris dan pekerja part time di cafe sebagai kasir. Berusaha untuk membagi waktu sebagai mahasiswa dengan aktivitas yang padat, sudah menjadi hal biasa bagi kehidupan saya sejak dulu.” Jelas Dr.Indrayani lagi.
Pada Tahun 2018, Dr.Indrayani hijrah ke Kota Malang. Memulai kegiatan kuliah S2 sambil bekerja di warung makan rendang ranjau tak menyurutkan spirit Dr.Indrayani yang sedang menempuh magister. Selain bekerja, Dr.Indrayani juga melakukan pekerjaan tambahan lain sebagai agen asuransi. “Saat menempuh S2, saya bekerja sambil berusaha juga. Pernah jualan jilbab, jualan ayam rica2, sampai jualan kacang mente. Bagi saya, untuk melanjutkan hidup, tidak boleh ada gengsi ataupun rasa malu.” Ungkapnya.
Pada tahun 2020, Dr.Indrayani berhasil menyelesaikan studi Magister. Saat itu, ia sedang berkolaborasi dengan salah seorang profesor untuk kegiatan riset dan mendapat dana sejumlah tujuh puluh lima juta rupiah. “Pengajuan dana PNBP bersama almarhum Prof Djoko saat itu lolos, dan saya dimotivasi untuk tetap melanjutkan studi S3 saya oleh almarhum. Beliau juga sempat menyampaikan bahwa selagi ada peluang, harus kamu ambil. Sebab, tidak semua orang punya kesempatan sepertimu”.
Dukungan keluarga dan kerabat saat itu, membuat saya optimis untuk mendaftar S3. “Waktu itu bersamaan dengan pandemi covid-19, saya baru diterima bekerja sebagai kepala biro humas universitas balikpapan dan menjalankan aktivitas sebagai mahasiswa S3 yang berjalan secara online saat itu. Selain bekerja, berkuliah, saya juga membuka kantin di kampus Uniba. Tentu saja, menjalankan ketiga hal ini tidaklah mudah, namun lagi-lagi saya memantapkan langkah bahwa impian saya untuk menjadi seorang doktor haruslah terwujud,” imbuhnya.
Proses dan tahapan dilalui dengan penuh warna. Hingga pada 9 november 2022, Dr.Indrayani melaksanakan pernikahan dengan Abdul Waris Muin. “Alhamdulillah rezeky yang luar biasa dari Allah. Setelah menikah, saya berangkat untuk menyelesaikan studi saya yang hanya tersisa ujian kelayakan dan penutup. Tepat di bulan januari 2023, saya pun menyelesaikan ujian tertutup. Ujian ini bukan akhir perjuangan, masih banyak tahapan yg harus dilalui hingga dapat mengikuti pelaksanaan wisuda. Qadarallah, akhirnya pada sabtu, 22 juli 2023 saya dapat mengikuti prosesi wisuda dan menjadi pamuncak fakultas sebagai wisudawan berprestasi,” ungkap Dr.Indrayani.
Bagi Dr. Indrayani, mungkin tidak begitu berkesan bagi orang lain, namun Ia bisa berdiri hingga saat ini, menghirup nafas dan menjadi sosok indrayani masa kini adalah mustahil baginta dimasa lalu. Ia pun tak pernah menyangka, dapat bertahan sejauh ini. “Saya pernah di posisi nol, namun ada banyak tangan yang mengulurkan bantuan untukku. Terimakasih kepada kedua orangtuaku Bapak Ahiruddin dan Hj.Nuryamin, suamiku Abdul Waris Muin, saudaraku Aryanti, keluargaku, sahabatku, dan kerabatku yang telah memberikan dukungan moril serta materiil. Terimakasih kepada atasan tempatku bekerja mulai dari Ketua Dewan Pembina Yapenti DWK Dr.H.Rendi, Rektor Uniba Dr.Isradi, dan Wakil Rektor AHKA Ir.Rahmat Rusli, rekan sejawat atas bantuan dan toleransinya selama ini. Terimakasih Pemerintah Provinsi Kaltim, Yayasan Perguruan Tinggi Dharmawirawan Kalimantan Timur, dan PT.Bayan Resources, Tbk yang memberikan beasiswa kepada saya dalam proses menempuh studi pendidikan tinggi. Terkhusus pula kepada Prof Hari Wahyono, Dr.Wahyu dan sahabatku Aina dan Dr.Kemal serta adikku Mei dan Myu diperantauan di Kota Malang. Terimakasih kepada semua orang baik yang menjadi bagian dari proses perjalanan hidup ini,” ujar Dr. Indrayani lagi.
“Bermimpilah dan Wujudkan! Sebab yang tak mungkin hanyalah jika kamu tak pernah mulai melangkah” Quote Dr.Indrayani.
ADV