Oleh: Dr.dr.H.Jaya Mualimin, Sp.KJ, MKes, MARS.
Ramadhan shahrul quran sebagai peringatan kepada manusia dan pemahaman manusia membedakan baik dan buruk.
Ama ba’du
Sahabat pembaca Al Kirom..
Ramadhan kareem mengingatkan kita akan penting nya penghambaan total kepada Rabbul ‘alamiin dalam karuniaNya yang mahaluas dan sifat cinta kasih sayangNya meliputi seluruh alam Raya melampauhi batas kejahatan seluruh mahlukNya, karunia rahmatNya ini yang akan menutupi kemurkaan Allohu Azza waJalla.
Shalawat Salam tertuju pada Manusia kesayanganNya, junjungan kita dan manusia termulia dan terbaik yang akan memberi syafaat kelak, Nabi Muhammad SAW.
Para Rasul diberikan Risalah dan wahyu sambung menyambung bermula Adam AS dan diakhiri Muhammad SAW tidak lain adalah Risalah ketauhidan sembahlah Alloh yang tunggal saja tiada Tuhan kecuali Alloh Laa Illaa ha illalloh.
Al Quran telah diturunkan di malam Nuzulul nya ketika khalwatnya di Bukit Hirah, lalu Jibril AS menyampaikan wahyu sangat penting dalam kehidupan manusia, wahyu pentutup dari rangkaian panjang beribu-ribu abad alam ini. Satu kalimat yang tidak akan pernah rugi dan akan menyelamatkan kita seluruhnya adalah kalimat La illaa Ha illalloh yang telah di wahyukan dari Rasul Adam AS sampai detik ini, sampai manusia beriman diwafatkan serentak di penghujung akhir zaman.
Melalui peringatan Nuzulul Quran kita mengajak kembali pesan sejarah perjuangan Nabi, saat awal penyampaian wahyu maka tidak ada sambutan baik, malah olok-olok dan cemoohan.
Satu Peristiwa sangat penting dalam ingatan sejarah ketika setelah 3-4 tahun sembunyi-sembunyi berdakwah Nabi mengundang kerabat dekat, pembesar kaum, masyarakat Quraisy di lapangan terbuka, seraya Nabi berkata:” jikalau saya sampaikan kepada kalian, ada sekelompok pasukan di belakang bukit itu akan menyerang kota Makkah, apakah kalian percaya?” Semua yang hadir menjawab: ” apa yang disampaikan dari mulut mu ya Muhammad, maka kami akan percaya, karena selama hidupmu engkau adalah orang yang dipercaya, engkau lah Al Amin. Baiklah saya akan sampaikan perkara yang sangat penting dan besar untuk kehidupan: “ada satu kalimat yang bila diucapkan akan menjadi penolong kita dunia akhirat dan kalimat ini akan membebaskan kita dari penderitaaan dunia dan akhirat, apakah Anda sekalian akan mengikuti ucapan kami?”, serentak menjawab:” mau ya silahkan”, lalu
Nabi menjawab: “Asyhadu alaa illa ha illalloh wa asyhadu ana Muhammadan rasulullah”, dan ternyata diluar dugaan Nabi, semua yang hadir bubar dan bergaduh seraya mengumpat mengolok-olok Nabi Muhammad SAW.
Risalah Tauhid turun temurun dari Ibrahim AS sampai dalam kehidupan masyarakat Makkah dan sekitarnya, sehingga kota Makkah menjadi sentra iliahiah ajaran tauhid Ibrahim, setiap tahun seluruh masyarakat di penjuru dunia berkunjung dalam ibadah haji tradisi dari nenek moyang datuk Ibrahim AS. Seiring dengan zaman dan bertambah waktu tradisi, budaya yang berkembang mengkaburkan segalanya, muncul patung-patung sesembahan yang awalanya sebagai monumen kebesaran, prasasti dll, Tradisi modernitas dibanding ajaran Ibrahim AS dahulu.
Sangat wajar ketika seruan pertama Nabi dengan menjahui syirik dari kemurnian ajaran nenek moyang Ibrahim AS mereka menolak, menyakini tradisi hal tersebut sebagai ibadah yang diajarkan Ibrahim, Ismail AS, sementara ada wahyu mengingatkan kemurianan tradisi dianggap hal yang bertentangan.
Momen tahunan Ramadhan dalam peringatan Nuzulul Quran sangat penting, menjadi media dalam melakukan kontemplasi pemikiran. Bisa jadi ini Ramadhan terakhir bagi kita, atau Ramadhan terakhir bagi manusia. Pelajaran 3 tahun kebelakang kita beramadhan penuh dengan drama keprihatinan, kewaapadaan karena pandemik yang membatasi aktifitas ibadah. Dan mungkinkah Ramadhan tahun depan tidak mendapatkan kondisi yang sama pada tahun ini.
Dunia semakin cepat berubah tidak ada lagi dapat memprediksi keadan yang akan datang, resesi ekonomi menghantui tahun-tahun kedepan, mungkin akan berhujung pada pertikaian yang lebih luas, sehingga dipastikan perebutan sumbedaya energi, makanan dan air menjadi hal yang sangat mungkin terjadi, perubahan iklim dan lingkungan global telah mendukung kondisi yang ekstrim ini. Kita memohon pertolongan Alloh Azza wajalla akan meliputi bersama kita.
Tidak dipungkiri keadaan di Eropa sedang tidak lagi baik-baik, ekonomi Eropa terguncang, perang Rusia Ukraina semakin meluas, Demikian juga Kondisi Sosial ekonomi dunia di Amerika sedang terpuruk, di Asia Timteng, Palestian konfik sosial semakin brutal dan memuncak.
Sebagian negara Asia, Srilangka dan Pakistan ekonominya ambruk dan tidak terkendali, termasuk India berkonflik dengan negara tetangganya. Walapun China terlihat membaik tapi ancaman penyakit/wahab bencana sosial sering terdengar sehinga menambah volatile kehidupan sosial ekonomi Asia. Tidak terkecuali kawasan Nusantara kita semua berdampak terhadap kondisi ekonomi sosial dan politiknya.
Ramadhan ini benar-benar disiapkan sebagai Ramadhan terakhir kita untuk berkontemplasi jauhi syirik, kembali kepada totalitas kemurnian tauhid kepada Alloh SWT, tataplah bagimana masa depan kita setelah penghujung Ramadhan tahun ini? Nabi mengingatkan kepada kita dalam nubuwat-nubuwat nya, tentang akhir zaman ini.
Demikian kehidupan kekinian diabad modern saat ini, 1500 tahun telah berlalu, dan hilir mudik kehidupan zaman telah mulai mengaburkan inti ajaran sebagian keyakinan murni iliahiah, secara kelimuan dan technologi mengubah cara padang kehidupan dan semakin banyak universiti keilmuan dihasilkan banyak pemikir, ulama, kitab-kitab ilahiah diteliti dan dibaca sebagai rujukan justru disinilah perdebatan dan perpecahan padangan dalam beribadah sehingga banyak pendapat yang justru menjadikn perbedaan yang nyata bukan persatuan dan kemurnian beragama. Berapa keyakinan tauhid banyak berubah, terbukti kembali, patung-patung, simbol, monumen dan prasasti kembali mengisi dan menghiasi kehidupan modern kekinian. Hal ini dianggap biasa dan wajar tidak melanggar karena ada sebagian dari kaum ulama cerdikpandai yang berpendapat baik. Padahal terjadi banyak pengaburan persan-pesan ketauhidan yang ditinggalkan secara luas diseluruh sendi kehidupan.
Salah satu pesan mimpi Pemuda Pakistan bernama Muhammad Qasim adalah Menjauhi syirik, jangan menyekutukan Tuhan dengan perbuatan yang menyimbolkan menyembah selain Alloh SWT. Ia memberikan pesan kita bagiamana mengolah kehidupan agar terbebas dari murkanya Alloh SWT. Pesan ini bermula ia telah bermimpi berinteraksi bersama Muhammad SAW yang selalu hadir dalam tidur dan kehidupan mimpi luarbiasa, Alloh SWT juga hadir membimbing langsung kepada Qasim. Ia juga bertemu para Rasul, Malaikat dan para Sababat mulia Nabi, seolah-olah Muhammad Qasim ini tumbuh bersama-sama penduduk langit.
Maka tidak salah apabila kita hubungan pengalaman spiritualitas luar biasa ini untuk mengingatkan kembali risalah wahyu pertama yang telah diturunkan dari datuknya Qasim, Malam Nuzulul Quran meskipun Masyarakat Jahiliah dulunya belum mempercayainya
Firman Alloh SWT” bacalah (ya Muhammad) dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, dan sebutlah nama Tuhanmu yang maha mulia yang telah mengajari manusia dari apa-apa yang tidak diketahui”. (QS Al alaq 1-7).
Wallohu alam bissawab