BALIKPAPAN—Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT) menggelar Pra Kongres VI dengan tema Mewujudkan Banjar Rakat, Banjar Kuat, Banjar Bamartabat yang digelar di Ballroom Hotel Grand Tiga Mustika, Sabtu (29/10/2022).
Hadir pada acara tersebut diantaranya Ketua PP Kerukunan Bubuhan Banjar Sedunia H Rudy Arifin. Ketua Umum PW KBBKT Dr Ir H Irianto Lambrie MM. Ketua PD KBB Kota Balikpapan H Redy Asmara. Mantan Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi. Serta sejumlah pengurus dan anggota KBBKT Kota Balikpapan, Kaltim, Samarinda, Kukar, Paser, PPU, Kubar, Kutim, Berau, Jambi, Aceh, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jabotabek, Riau dan Kepulauan Riau,
Acara Pra Kongres ini untuk mempersiapkan segala sesuatunya seperti bahan dan rekomendasi menjelang acara kongres yang akan diselenggarakan pada bulan Desember di Banjarmasin. Acara ini juga sengaja dikemas menjadi wadah silaturahmi dan memperkenalkan kembali ragam budaya Banjar menjelang pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pada kesempatan ini, Irianto Lambrie di hadapan sejumlah awak media mengatakan, bahwa menurutnya, kira-kira ada 6 juta orang Banjar tersebar di seluruh dunia. Mulai abad ke-19 orang Banjar sudah bermigrasi sampai ke beberapa daerah di Indonesia bahkan sampai ke berbagai belahan negara di dunia. Mulai dari Amerika, Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, Mesir sampai ke Australia. Bahkan mulai Aceh sampai Papua, ada kampung-kampung Banjar. “Seperti di Sumatera Utara, di Langkat itu ada kampung Banjar. Di Medan juga ada. Di Malaysia juga ada. Di Mekah juga ada Kampung Banjar. Artinya, urang Banjar itu ada di mana saja, dengan berbagai profesi,” ujar Irianto Lambrie.
Lebih lanjut Irianto Lambrie mengatakan, saat ini Urang Banjar tidak sedunia lagi, karena KBB menyesuaikan dengan Anggaran Dasar dengan skup wiliayah nasional. Ini sesuai dengan AD/ART dan terdaftar di Kementrian Dalam Negeri, Kemenkumham, maka KBBKT disebut pengurus pusat. “Dahulu sebutannya Presiden Bubuhan Banjar, sekarang berubah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Kerukunan Bubuhan Banjar,” ujar Mantan Gubernur Kalimantan Utara tersebut.
Ia juga berpesan, KBB harus bisa mewarisi dan mengimplementasikan nilai-nilai kejuangan yang telah dipraktekan dan diwariskan oleh pejuang-pejuang khususnya Urang Banjar. Seperti Pangeran Antasari yang merupakan Pahlawan Nasional. Selain itu ada pula Urang Banjar yang menjadi tokoh nasional, seperti KH Idham Khalid. Muis Hasan yang juga mantan Gubernur Kaltim. Kemudian Abdul Wahab Syahrani yang namanya diabadikan menjadi nama Rumah sakit Umum di Samarinda. Lalu HM Ardans yang juga mantan Gubernur Kaltim. “Jadi pendahulu-pendahulu Urang Banjar di Kaltim ini banyak yang bisa menjadi pemimpin di pemerintahan. Dan juga pemimpin politik di tingkat daerah,” imbuhnya.
Selain dari tingkat daerah, ada pula tokoh nasional yang merupakan Urang Banjar, seperti Syamsul Maarif mantan Menkoinfo, Taufik mantan Menpan, Sadillah Mursyid sebagai mantan Sekretaris Kabinet. Husein Muhammad Hatta mantan Menristek. Fadzul Rahman yang sekarang menjadi Duta Besar di Kazasthan. “Cuma sekarang Urang Banjar belum ada yang masuk kabinet,” ujar Irianto Lambrie.
Terkait dengan ditetapkannya PPU sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Irianto berharap agar Urang Banjar harus meningkatkan keunggulan SDMnya terlebih dahulu. Tidak hanya dari segi pendidikan, tapi yang paling penting adalah kemampuan untuk berkompetisi. Baik itu kompetisi politik, kompetisi ekonomi maupun kompetisi sosial. Suka tidak suka, anggota dan pengurus KBBKT setiap hari harus siap berkompetisi. Untuk itu KBBKT harus mempersiapkan bekal. Maksudnya anak-anak dan generasi yang baru di KBBKT ini. Ia juga menyebut, IKN yang berada di Kalimantan Timur, sebagai pusat pemerintahan nasional. Di situ akan ada lembaga-lembaga tinggi negara atau kantor-kantor pemerintahan. “Nah ini kesempatan untuk merebut peluang, untuk mengisi posisi-posisi itu. Seperti Mahkamah Agung, BPK dan lain-lain. Yang selama ini Urang Kalimantan susah untuk bisa duduk di situ. Bukan tidak bisa, tapi kesempatan untuk ke sananya susah,” ujarnya.
Irianto menyampaikan, Bubuhan Banjar harus menyadari, keberadaan sebuah etnis itu akan ditentukan oleh wilayah geografisnya dan siapa yang berkuasa secara politik. Namun demikian, Irianto memberikan gambaran, diantaranya, seperti di Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, Obama bisa menjadi Presiden yang merupakan dari kalangan minoritas. Kemudian di Inggris, orang keturunan India bisa menjadi perdana menteri. “Indonesia bisa dong, apa yang tidak bisa. Urang Banjar juga bisa,” paparnya.
Irianto mengungkapkan populasi Urang Banjar di dunia sekitar 6 jutaan. Tetapi 60-70 persen ada di Kalimantan Selatan. Itu tersebar mulai dari Aceh sampai ke Papua, yang terbanyak diantaranya adalah di Kepulauan Riau, di Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu juga ada. Kemudian di Jawa Tengah dan di Jawa Timur, juga cukup banyak Urang-urang Banjar di sana.
Urang-urang Banjar bermigrasi ke Kaltim sejak abad XVII. Hal ini dibuktikan dengan catatan sejarah yang mengIslamkan Raja Kutai ketika masih berkuasa adalah Urang Banjar. “Makanya di sana, Tenggarong, banyak makam-makam yang dikeramatkan. Itu sebenarnya mereka itu keturunan Banjar. Mereka-mereka itu dulunya menuntun ilmu sampai di Mekah kala itu,” pungkasnya.
Penulis : Alfian Tamzil