BALIKPAPAN—Dalam rangka memperingati Hari Batik Indonesia Tahun 2022, Rumah Ampiek Balikpapan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Balikpapan dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Balikpapan menggelar kegitan fashion show di atas kapal perang KRI Diponegero dengan nomor lambung 365 saat merapat di Pelabuhan Semayang, Senin (17/10/2022).
Fashion show yang bertemakan “The Fashion Show of Wonderful East Borneo Batik and Navi on The Warship” ini diikuti beberapa peragawan dan peragawati, termasuk para personil KRI Diponegoro 365 turut serta ambil bagian untuk tampil mengenakan 7 seragam khas TNI Angkatan Laut.
Perhelatan fashion show di atas kapal perang ini, bisa saja satu-satunya dilakukan di atas kapal perang yang ada di Indonesia. Sebab pada umumnya pegalaran fashion show selalu digelar di dalam gedung atau paling tidak di ruang terbuka. Tentu saja momen ini benar-benar langka dan tidak menutup kemungkinan kegiatan ini merupakan kegiatan satu-satunya di Indonesia, yaitu menggelar fashion show di atas kapal perang milik TNI Angkatan Laut Republik Indonesia.
Hadir pada pagelaran fashion show ini diantaranya Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud, Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz, Kapolresta Balikpapan Kombes Pol Thirdy Hadmiarso, Danlanud Bhomber Balikpapan Kolonel Pnb Sidik Setiyono, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Dr. H. Rendi Susiswo Ismail SE, SH, MH, serta sejumlah pejabat yang tergabung dalam Forkompimda dan hadir pula sejumlah pejabat utama di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.
Komandan KRI Diponegoro Letkol Laut (P) Kurniawan Koes Atmaja dalam sambutannya menyampaikan, pagelaran fashion show ini suatu kehormatan dan kebanggaan baginya, karena kapal perang yang dikomandaninya dijadikan tempat East Borneo Batik and Navi on The Warship dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Letkol Laut (P) Kurniawan Koes Atmaja juga memohon doa restu karena kapal ini akan bertolak ke Jepang agar diberikan kelancaran dan kembali ke tanah air dengan selamat serta dalam keadaan sehat walafiat. “Kami juga akan membawa misi utama, yaitu misi diplomasi, mempromosikan kebudayaan Indonesia dan khususnya kita akan mempromosikan kebudayaan Balikpapan, dalam hal ini adalah batik dari Kota Balikpapan,” ujar Letkol Laut (P) Kurniawan Koes Atmaja.
Sementara itu Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz dalam sambutannya menyampaikan, dirinya mengucapkan terimakasih kepada para undangan yang sudah meluangkan waktunya untuk naik di atas KRI Diponegoro 365. Di mana kapal ini merupakan salah satu kapal teladan milik TNI AL pada dua tahun yang lalu. “Kapal teladan itu, kapalnya bagus, personilnya bagus, semuanya bagus. Jadi ini suatu kebanggaan bagi kami, karena bapak ibu sekalian bisa hadir di kapal perang ini,” ujar Danlanal.
Di kesempatan yang sama Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud turut memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya dirinya menyampaikan apresiasi, khususnya Komandan KRI Diponegoro 365 yang memiliki semangat menjaga kedaulatan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Selain menjaga kedaulatan negara, namun juga menjaga warisan budaya salah satunya adalah batik. Ini sesuatu yang luar biasa dan Danlanal Balikpapan mengatakan baru pertama kali menghadiri acara fashion show di atas kapal perang. “Ini sangat luar biasa. Mudah-mudahan ini menjadi tauladan bagi kita semua, khususnya para anak-anak muda. Batik ini bukan hanya dipakai untuk fashion, bukan hanya di lingkup pemerintahan saja, tapi mudah-mudahan batik ini jadi model kita untuk dipakai setiap hari,” ujar Rahmad Mas’ud.
Usai sesi penyampaian kata sambutan acara dilanjutkan dengan peragaan busana. Peragaan busana ini diawali dengan peragaan 7 busana militer khas TNI Angkatan Laut yang diperagakan oleh sejumlah anggota KRI Diponegoro. Peragaan busana TNI AL ini ada beragam jenis. Mulai dari seragam Kopaska, seragam penerbang TNI Angkatan Laut, seragam atau pakain dinas lapangan, pakain dinas upacara dan pakaian dinas harian. Hingga menampilkan pakaian TNI Angkatan Laut yang khusus digunakan para perwira pada acara acara khusus baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kemudian acara dilanjutkan dengan peragaan busana batik Kaltim dan Batik Balikpapan yang diperagakan sejumlah peragawan dan peragawati Balikpapan. Kemudian dilanjutkan dengan peragaan busana dengan mengenakan Batik Kelubut Balikpapan. Batik Kelubut ini tercipta berawal dari Ibu Hj Noerlena Rahmad Mas’ud yang terinsfirasi dengan buah Kelubut. Di mana buah ini banyak tumbuh di Kalimantan pada umumnya dan Balikpapan pada khususnya. Buah Kelubut dengan ciri khas terselubung dengan rambut- rambut jaring yang akan melindungi dari serangga dan bermanfaat bagi kesehatan di tubuh manusia. Melihat dari begitu banyak manfaat dan keunikan dari tanaman Kelubut inilah, Noelena Rahmad Mas’ud menciptakan dan menginginkan adanya batik khas Balikpapan dengan motif Buah Kelubut atau juga disebut Batik Kelubut.
Selanjutnya perargaan busana dengan menggunakan kain ramah lingkungan dengan metode pewarna alam yang merupakan produk IM Pelita Karya milik Inneke Muhaimin yang merupakan istri dari Plt Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Ir Muhaimin MT. Eco Print yang dikembangkan secara tidak sengaja disaat pandemi ini ternyata bisa berkembang dengan cepat dan dikenal masyarakat bukan hanya di Kaltim, namun hingga luar kaltim. Berkat hasil karyanya Inneke Muhaimin didaulat oleh pemerhati Eco Print Indonesia dan diberi penghargaan sebagai keluarga Eco print berbahagia.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan acara peragaan busana dari Batik Ampiek. Batik Apmpiek adalah nama yg diberikan oleh ibu Hj Farida Ardans pada tahun 1994 silam, yg artinya kain batik. Ampiek sendiri diambil dari bahasa Kutai kertanegara. Sehingga sejak saat itu, kain batik khas Kalimantan Timur disebut Ampiek Kaltim. Di mana sejak tahun 2009, Rumah Ampiek yang didirikan oleh Hj Syarifah Emi Alaydrus memfokuskan diri pada pengembangan batik bermotif khas Balikpapan dan batik Ampiek. Bahkan hingga saat ini, telah puluhan motif yang diciptakan Rumah Ampiek untuk kota Balikpapan. Pada kesempatan ini pula, Rumah Ampiek mempersembahkan busana ready to wear yang dikhususkan untuk fashion show di atas kapal KRI Diponegoro dengan mengeksplor keindahan tenunan ulap doyo yang dipadu dengan bordir kantung semar dan bordir ukiran Dayak.
Sementara itu putri sulung dari penggagas Rumah Ampiek, Nadhila Sabrina mengembangkan usaha batik ini menjadi busana ready to wear yang telah masuk di beberapa outlet di beberapa kota yang ada di Indonesia. Dan Nadhila Sabrina juga telah melakukan kegiatan promosi produk daerah, yaitu Rumah Ampik untuk menjajaki pasar international dengan mengikuti beberapa event dunia, seperti Front_Row Paris di Prancis dan pada November mendatang akan mengikuti fashion week di Thailand.
Pemilik Rumah Ampiek Hj Syarifah Emy Hasyimiah Alaydrus bersama Hj Nurlena Rahmad Mas’ud dihadapan sejumlah wartawan mengatakan, pagelaran fashion show ini tidak harus digelar di dalam gedung dan di atas catwalk, namun bisa juga digelar di atas kapal perang. Ia mengatakan digelarnya peragaan busana di atas kapal perang ini agar lebih berkesan. “Intinya peragaan busana hari ini berjalan lancar dan memang sengaja dikemas berbeda dan lain dari pada yang lain agar lebih berkesan,” ujar Hj Syarifah Emy Hasyimiah Alaydrus.
Penulis : Alfian Tamzil