BALIKPAPAN—Mencuatnya nama orang lokal agar masuk ke dalam struktur Otorita IKN Nusantara rupanya sebagian tokoh masyarakat Balikpapan lebih cenderung menunjuk Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Dr Isradi Zainal ST, MT, MH, MM, DESS, IPU, A.Eng. Isradi Zaenal dianggap mumpuni oleh beberapa tokoh pemuda Balikpapan, salah satunya adalah Salman Farizi.
Menyikapi pernyataan itu, akhirnya ia buka suara, saat ditemui media ini di ruang kerjanya, di Kampus Universitas Balikpapan, Senin (21/03/2022).
Di awal pertemuan dengan media ini, Isradi mengatakan bahwa, dirinya akan terus berkontribusi, kapan dan dalam posisi apapun. Bahkan ia mengatakan masih terus berkomunikasi dengan Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). “Terakhir tadi pagi saya sempat berkomunikasi dengan Wakil Ketua Otorita IKN Nusantara. Terkait misalnya, IKN dan penyangga. Tadi saya kasih masukkan ke dia itu, kalau penyangga itu bukan Samarinda dan Balikpapan saja. Tetapi Kukar dan Penajam Paser Utara harus juga dimasukan sebagai daerah penyangga,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, saat di bandarapun diriya sempat berdiskusi banyak tentang IKN kepada Ketua dan Wakil Kepala IKN Nusantara tentang IKN ke depan. Dalam perbincangannya itu, Ketua dan Wakil Kepala IKN Nusantara menyampaikan akan memprioritaskan orang Kalimantan Timur atau Kalimantan. Namun demikian, prioritas orang Kaltim untuk duduk di dalam struktur IKN Nusantara itu memiliki kemampuan atau dianggap bisa berkontribusi dalam visi IKN itu sendiri.
Isradi Zaenal menambahkan, meskipun itu orang Kaltim harus juga dilihat tentang jejak digitalnya. Seperti memiliki perhatian serius terhadap IKN. “Kan lucu aja akan, selama dua tahun belakangan ini tidak ada perhatian sama sekali lalu tiba tiba masuk. Itukan berarti tidak care,” ujarnya.
Menurutnya IKN Nusantara ini dibangun untuk jangka panjanag sampai tahun 2045. Untuk itu dirinya berharap, orang yang layak duduk di struktur Otorita IKN hendaknya mempunyai perhatian serius terhadap IKN, memiliki jaringan nasional, memiliki bukti bahwa yang bersangkutan mendukung terbentuknya IKN dan menarik gerbong untuk mendukung mereka. “Kalau di Indonesia ini yang menarik gerbong untuk mendukung IKN ini kan Kepala Otorita. Saya kan Dekan Teknik Indonesia mendukung itu. Kalau di Forum Dekan Teknik Indonesia saya adalah Sekjendnya,” paparnya.
Begitu pula sebagai Rektor di Uniba ia juga mendukung, khususnya Forum Rektor PII (Persatuan Insinyur Indonesia). Ia pun mengatakan, jika bicara IKN dirinya sudah membahasnya sejak bulan Agustus tahun 2019 yang lalu. “Jadi sebelum PPU ditetapkan sebagai IKN. Jadi jika yang pertama ditanya, bagaimana Kaltim, bagaimana PPU, apa bisa ga dibangun di situ. Saya jawab, ya. Sebab ada dua kapasitas saya waktu itu, sebagai Ketua PII Kaltim dan sebagai Dekan Teknik. Saya ketuanya PII di Kaltim dan Koordinator di Kalimantan,” ujar Isradi lagi.
Isradi yang juga merupakan Sekjen Dekan Teknik seIndonesia di tahun 2019 lalu, bahwa dirinyalah yang mengajak para Dekan Teknik seIndonesia. Seperti Dekan Teknik UGM, Dekan Teknik ITB dan Dekan Teknik yang lain lain untuk membahas IKN. Lalu bersama Mentri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri saat datang ke Balikpapan mengajak semua perusahaan jasa K3 seKalimantan untuk mengajak terbentuknya IKN di Kaltim. Pertemuannya dengan Hanif Dhakiri itu berlangsung bulan September 2019 lalu.
Saat berbincang dengan Menteri Bapenas Suharso Manoarpa, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Wakil Kepala IKN Dhony Rahajoe dan Rektor Universitas Balikpapan yang juga Sekjen Forum Rektor PII Isradi Zainal, saat membahas IKN, Jakarta (15/03/2022)
Ketika ditanya dengan Fakultas Teknik, Isradi menyebut bahwa Fakultas Teknik ini secara keseluruhan, bukan fakultas teknis tertentu saja. “Jadi kalau bicara mengenai bagaimana tekait keteknikan, bahkan kami sempat mengajak Dekan Fakultas Teknik seIndonesia untuk berkumpul di Ternate pada Desember tahun 2021 lalu untuk mendukung IKN. Kemudian memberi rekomendasi. Ada rekomendasiya. Mau bicara gempa ada, mau bicara energy baru terbarukan ada. Semua konsepnya ada pada kami,” ujarnya.
Bahkan saat ditanya apakah dirinya bersedia untuk duduk di struktur organisasi Otorita IKN, dirinya mengaku siap. Dirinya mengaku sering berkomunikasi dengan Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Nusantara. “Komunikasi kami lancar. Tapi kalau saya tipikalnya tidak pernah mau menawarkan diri. Jadi kita-kita ini diskusi banyak saja tentang IKN. Saya tidak menawarkan diri untuk hal hal seperti itu. Sebab itu bukan tipe saya” imbuhnya lagi.
Bedasarkan diskusi dengan Kepala Otorita Dhony Rahajoe sebagai Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Isradi menyebut terkait IKN tersebut adalah tentang sumber daya manusia dan pengembangan warga. Dan menurutnya pembangunan IKN itu, infrastruktur harus sejajar dengan SDM dan ketenagakerjaan, termasuk misalnya warga. Dan yang ke dua kalau misalnya kalau ada patok patok pastikan mereka merasa aman dan nyaman, bahwa mereka akan lebih sejahtera. “Seperti di Cina itu, kalau mereka digusur akan mendapat tempat yang lebih bagus. Khususnya terkait dengan IKN. Makanya walaupun saya duduk ataupun tidak duduk di struktur Otorita IKN. Saya akan tetap jalan mengawal . Apapun isunya saya pasti kawal,” ujarnya.
IKN ini bukan membangun yang sudah eksis, sehingga ada yang mengusulkan kalau mau duduk di struktur Otorita IKN, dia backgroundnya mantan Sekda, backgroundnya planalogi. Tidak seperti itu menurut Isradi, sebab ini sudah ada desainnya. Dirinya sudah meyampaikan kepada Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN, bahwa seseorang yang layak duduk di struktur Otorita IKN adalah yang mampu mengkomunikasikan konsep yang sudah ada itu benar. “Dan itu tidak sembarangan dan memang harus mengamati dan mengikuti sejak awal . Misalnya semua argument itu kita mampu patahkan. Dan yang saya sampaikan bahwa dua tahun terakhir ini di tahun 2024 harus ada bukti kalau kita berhasil,” papar Isradi lagi.
Isradi Zaenal diapit Wakil dan Ketua Otorita IKN
Dr Isradi Zainal ST sendiri selain menjabat Rektor Universias Balikpapan, dirinya pernah menjadi Ketua Jasa K3 seKaltim dan nasional, kemudian mengantarnya sebagai Ketua Komisi Dewan K3 Nasional. Setelah itu ia pernah menjabat sebagai Sekjen Dekan Teknik seIndonesia, sedangkan ketuanya adalah Dirjen Dikti. Isradi juga menduduki Sekjen Forum Rektor PII yang pernah dipanggil Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu terkait IKN. Dirinya juga mengaku, bahwa dia juga seorang pengusaha. “Saya ini aslinya pengusaha, rektor ini sampingan (seraya terawa). Jadi saya ini, selain menjabat rektor, teknokrat dan praktsi. Jadi intinya carilah orang lebih profesional yang ada di Kalimantan ini untuk duduk di struktur Otorita IKN,” ujarnya.
Background Isradi sendiri adalah insinyur profesional, utama untuk perkapalan, kemudian madya untuk mesin dan elektro. Keilmuan ini menurutnya dipelukan untuk membangun IKN. Karena di dalamnya ada terkait mekanikal, teknikal dan maritim. Isradi mengatakan, selama ini dirinya sudah mengunjungi 12 negara. Jadi dirinya tau bagaimana di Jepang. Bagaimana di Eropa, Australia. Apalagi Singapura dan Cina.
Dari 12 negara itu, Isradi Zainal sempat melewati tol bawah air yang menghubungkan antara Swedia dan Denmark. Serta tol bawah air yang berada Norwegia.Tol bawah air ini sungguh indah. Di mana disepanjang perjalanan saat melalui tol bawah air itu, pengguna tol bawah air ini dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa. “Saat kami melewati tol bawah air tersebut, itu di bagian atapnya tembus pandang. Sehingga kita bisa melihat langsung pemandangan yang indah. Nah, nantinya di Balikpapan menuju IKN atau sebaliknya akan dibuat tol bawah air seperti itu juga,” ujar Isradi lagi.
Terkait dengan IKN ini, dirinyalah yang mendorong kepada Dekan Teknik seIndonesia, kemudian Forum Rektor seIndonesia, Persatuan Insinyur Indonesia dan dirinya juga berteman dengan Kepala Satuan Tugas Otorita IKN yaitu Dannis Sumadilaga, yang sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Cipta Karya. Menurutnya dirinya siap untuk semua hal, baik itu di dalam, di luar ataupun di samping.”Tetapi apa pun itu, saya akan kawal secara perdetik untuk kemajuan IKN. Saya mendukung Kepala Otorita IKN untuk memilih warga di Kalimantan Timur. Tetapi juga perlu membahas kompetensinya, itu mesti. IKN Nusantara kan kota nasional dan kota milik semuanya. Saya juga menangkap kesan, akan ada 2 sampai 3 orang mungkin yang akan duduk di otorita IKN tersebut,” pungkasnya.
Penulis : Alfian Tamzil