BALIKPAPAN—Ratusan dokter dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti webinar dengan mengangkat tema Mental Health in An Unequal World dengan subtema Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua. Kegiatan webinar ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2021 serta Dukungan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Kalimantan Timur dan Utara pada Program Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko-Sosial (DKJPS) di Kota Balikpapan untuk Mewujudkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Jiwa Untuk Semua, yang digelar di Hotel Golden Tulip Balikpapan, Minggu (17/10/2021).
Webinar yang dilaksanakan ini membahas Sinergitas Layanan Primer Hingga Tersier Untuk Pemerataan Layanan Kesehatan Mental. Dalam webinar ini, yang menjadi moderator adalah dr. Mariati Herlina Sitinjak, Sp.KJ. Dan yang menjadi narasumber pertama adalah dr. Azimatul Karimah, Sp.KJ (K) FISCM. Sedang untuk narasumber kedua adalah dr. Eka Yuni Nugrahayu Sp.KJ. Pada webinar ini diikuti oleh 337 dokter dari seluruh Indonesia, 48% dokter umum, sisanya dokter psikiater, tenaga kesehatan lain dan masyarakat umum.
Pada sesi pertama, dr. Azimatul Karimah, Sp.KJ (K) FISCM yang memberikan paparan tentang Tata Laksana Gangguan Bipolar, disertai Self-Harm di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sampai layanan tersier.
Dalam paparannya, gangguan Bipolar atau gangguan afektif bipolar ini gangguan utama ada di mood atau suasana perasaan yang terdiri dari episode manik dan depresif. Prevalensi 2.4%, dengan angka bunuh diri 15% hingga 20%. Insiden gambaran psikotik 47%-75%. Didapatkan adanya riwayat keluarga yang juga mengalami gangguan mood : 60-65%. Biasa terjadi pada Kelompok Edukasi dan sosek yang tinggi. Dan episode 1 pada laki laki labih sering berupa episode mania, sedang untuk perempuan lebih sering berupa episode depresi.
Sedangkan untuk episode depresi pada gangguan Bipolar ini didapatkan mood menurun, yang ditandai dengan energi berkurang dan mudah lelah. Sulit merasakan kegembiraan. Penurunan atau peningkatan berat badan, perlambatan psikomotor. Insomnia atau hipersomnia. Rasa tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan. Ide untuk kematian atau bunuh diri. Sulit konsentrasi. Hal yang disebutkan ini bisa berlangsung minimal 2 minggu.
Di episode mania pada gangguan Bipolar diantara cirinya adalah, mood meningkat, seperti eforia, elasi dan irritable. Lalu ide/waham kebesaran. Berkurangnya kebutuhan tidur. Bicara banyak. Pikiran berlompatan. Hiperaktivitas motorik. Mudah teralih. Peningkatan aktivitas beresiko, seperti ngebut, investasi, aktivitas seksual, belanja serta pelanggaran hukum. Hal ini bisa berlangsung minimal 7 hari.
Sementara itu untuk sesi ke dua dalam webinar ini, dibawakan oleh dr. Eka Yuni Nugrahayu Sp.KJ yang membahas mengenai depresi dan penatalaksanaannya di tingkat pertama dan lanjutan. Beberapa paparan yang disampaikan oleh dr Eka adalah tentang depresi, diantaranya adalah gangguan mental serius yang dapat mengakibatkan morbiditas dan kerugian sosial serta ekonomi. Dimana prevelansinya secara global sebanyak 5%. Bahkan depresi yang sering berkaitan dengan percobaan bunuh diri pada usia 15 hingga 29 tahun. Ia menyebut hampir 700.000 orang meninggal dunia akibat bunuh diri di dunia.
dr. Eka Yuni juga menyampaikan, depresi merupakan salah satu gangguan mental yang berpengaruh negatif terhadap pola pikir, perasaan dan tindakan yang akan dilakukan. Kemudian ditandai dengan mood depresi, kehilangan minat, penurunan energi, gangguan tidur, perasaan bersalah dan penurunan konsentrasi. Depresi juga bersifat kronis dan kambuh-kambuhan. Etiologi multifaktorial, seperrti biologi, lingkungan, genetik, personaliti dan resiko terberat adalah suicide atau bunuh diri.
Acara webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. Di mana banyak sekali peserta webinar yang mengajukan pertanyaan. Namun karena keterbatasan waktu, webinar ditutup tepat pukul 13.00 WITA.
Penulis : Alfian Tamzil