Umum

Peringati HKJS, PDSKJI Siap Dukung Pemerintah Pulihkan Kesehatan Jiwa Masyarakat Pasca Pandemi

BALIKPAPAN—Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Indonesian Psychiatric Assosiation Cabang Kalimantan Timur – Utara, mengadakan pertemuan dengan sejumlah dokter spesialis jiwa. Sekaligus menggelar webinar dengan mengangkat tema Mental Health in An Unequal World, dengan subtema Kesetaraan dalam Kesehatan Jiwa untuk Semua serta Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko-Sosial (DKJPS) yang di gelar di Hotel Golden Tulip, Minggu (17/10/2021).

Hadir pada acara tersebut diantaranya Ketua Cabang PDSKJI Kalimantan Timur dan Utara dr. Jaya Mualimin, Sp.KJ,M.Kes.,MARS, Ketua IDI Cabang Balikpapan Kolonel CKM (P) dr. Drajat Witjaksono Sp.KJ, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr. Andi Sri Juliarti, Kepala Rumah Sakit Dr Hardjanto Balikpapan Kolonel CKM dr. Ichsan Firdaus Sp.KJ, perwakilan dari Himpunan Psikologi Indonesia cabang Balikpapan Lia Herlia dan puluhan dokter spesialis kejiwaan yang berasal dari berbagai kota yang ada di Kaltim dan Kaltara.

Pada acara ini, Ketua Cabang Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Provinsi Kalimantan Timur – Utara, dr. Jaya Mualimin, Sp.KJ,M.Kes.,MARS, dalam sambutannya mengatakan, selama masa Pandemi Covid 19 ini barangkali ini menjadi satu pukulan terberat bagi para anggota keluarga yang ditinggalkan. “Karena ada sebagian yang menjadi yatim piatu, adapula semua keluarga yang kena. Termasuk akses sosialnya yang mungkin kita dapat dari beberapa kasus kasus, baik di kota Balikpapan khususnya, maupun di Kalimantan Timur pada umumnya,” ujar dr Jaya Mualimin.

Lebih lanjut ia mengatakan, para korban Covid 19 yang meninggal dunia itu berdampak pada keluarga yang ditinggalkan. Bagaimana penerimaan musibah ini secara individu. Misalnya ada diantara mereka yang menerima kenyataan ini. Namun ada pula yang menerima namun tidak iklas. “Inilah yang menjadi problem kita sebagai perhimpunan kedokteran jiwa. Dan pada yang lain juga,  termasuk dinas kesehatan dan ikatan psikolog klinis serta yang lain, ini akan memberikan satu PR bersama untuk bisa membantu di dalam pandemi yang belum berakhir ini,” paparnya.

Oleh karena itu bagaimanapun juga problem dalam hidup itu pasti ada. “Tidak mungkin kita hidup tanpa problem. Tidak mungkin kita hidup tanpa masalah. Akan tetapi kita sebagai stake holder yang ada, kita harus memframing kehidupan. Mereframing masalah-masalah problem hidup yang menjadi stressor negatif diubah menjadi stressor yang positif. Sehingga di dalam persepsi histori kita, yang di sana memori kita menyimpan segala macam kehidupan itu menjadi baik. Stressor yang ada akan berpengaruh menjadi eustres dan bukan menjadi distress,” imbuhnya.

Dengan menurunnya angka pengidap Covid 19 menurut dr Jaya, sebenarnya ini adalah awal untuk melakukan suatu dukungan luar biasa secara psikologis. Karena menurutnya, faktor-faktor stresor selama dua tahun belakangan ini, itu akan membekas selamanya pada masyarakat. Terutama bagi warga yang ditinggalkan keluarganya akibat Covid 19. “Ini satu bentuk stress yang sangat luar biasa, bagi mereka-mereka yang kehilangan saudaranya, keluarganya, orang tuanya atau orang yang terkasih. Pasti akan menimbulkan banyak problem di kemudian hari,” imbuhnya.

Oleh karena itu, dalam Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini, PDSKJI mendukung program-program pemerintah di dalam melakukan upaya upaya dan mendukung secara psiko sosial agar para keluarga yang ditinggalkan akibat Covid 19 itu, mereka bisa pulih secara tuntas. Sehingga faktor resiko kejadian peningkatan problem masalah masalah kesehatan jiwa dikemudian hari itu bisa dikurangi. “Ini yang menjadi harapan kita,” kata dr jaya lagi

Termasuk juga dalam rangkaian kegiatan ini, dr Jaya menyampaikan bagaimana ke depan. Karena tantangan di depan kesehatan jiwa ini sudah mulai terasa. Dan sudah mulai kelihatan. Makanya sekarang, Kementrian Kesehatan saat ini banyak memasang banyak dokter spesialis jiwa untuk menjadi direktur di sebuah rumah sakit. “Direktur pelayanan rujukan sekarang dokter jiwa. Kemudian direktur Rumah Sakit Sarjito, direktur utamanya, sekarang dokter jiwa. Begitu pula dengan direktur Rumah Sakit Husein di Palembang, RSU Palembang sekarang direkturnya dokter jiwa. Termasuk di Rumah Sakit Tentara Balikpapan direkturnya juga dokter jiwa. Ini menandakan, bahwasannya kesehatan jiwa itu setara dengan kesehatan yang lain. Bagaikan, katakanlah dua sisi mata uang, tanpa kesehatan jiwa, maka kesehatan itu tidak ada artinya. Artinya kita sama sama mendukung semua upaya pemerintah yang ada, sehingga kita bisa pulih melewati masa masa sulit ini,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarti dalam sambutannya mengucapkan selamat Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Ia juga menyebut bahwa pihaknya turut membantu warga yang terdampak Covid 19. Menurutnya, selama pandemi ini, banyak sekali yang stress pasca Covid. Seperti para siswa yang belajar secara daring. Diakui dr Andi banyak anak dan orang tua ikut stress, karena banyak orang tua yang sudah tidak kuat lagi mengajari dan mendampingi anak anaknya sendiri belajar secara virtual dalam waktu hampir dua tahun ini.

Belum lagi keluarga-keluarga yang berduka akibat Covid yang jumlahnya cukup banyak, juga mengalami hal serupa, yaitu stress.

Wanita yang biasa disapa Dokter Dio ini dalam salah satu sambutannya juga menyampaikan, ada pula orang yang stress dari kelompok kelompok pelaku ekonomi. Seperti ditutupnya mall-mall saat PPKM diberlakukan. Di mana ada puluhan ribu tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan. “Kami akan memPHK sepuluh ribu pekerja persatuan mall itu, kalau tidak dibuka segera, dan pemerintah diminta untuk menggajih mereka. Wah pemerintah tolong gajih mereka. Akhirnya pemerintahnya pun ikut stress juga,” ujar dr Dio disambut tawa para peserta yang hadir.

Usai memberikan kata sambutan, acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari dr. Jaya Mualimin kepada dr. Dio berupa baju bercorak batik khas kaltim berwarna hitam dan bertuliskan “Mental Illness is Real but Hope is Real, Help is Real, Healing is Real”. Usai menyerahkan cinderamata acara dilanjutkan dengan foto bersama dan dilanjutkan dengan acara webinar.

Penulis : Alfian Tamzil

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *