Tokoh

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono, Siapa Sangka Dulunya Pernah Menjadi Kuli Bangunan

BALIKPAPAN—Sosok politisi Budiono dari PDIP Kota Balikpapan ini ternyata memiliki lika liku hidup yang boleh dibilang bermula dari nol ketika merantau ke Kota Balikpapan pada tahun 1990 silam. Saat itu dirinya baru lulus dari Sekolah Guru Olahraga Negeri Madiun Jawa Timur di tahun yang sama. Ia mengaku berangkat ke Balikpapan dengan menggunakan kapal laut. “Kalau tidak salah kapal Tidar kala itu. Dan saya ke Balikpapan sama sekali tidak punya tujuan waktu itu,” ujarnya kepada media ini, Jumat (9/7/2021).

Setibanya di Balikpapan ia tidak memiliki tujuan dan tidak memiliki sanak keluarga sama sekali. Karena tidak memiliki sanak saudara, Budiono berusaha mencari tempat tinggal. Iapun berusaha untuk mencari tempat tinggal. Dan akhirnya dia mendapat tempat tinggal yaitu di sebuah musholla yang bernama Arrahman di kawasan Prapatan, tak jauh dari jalan Pahala. Sejak saat itu Budi menjadi takmir musholla. “Saya membersihkan musholla. Mengajari ngaji kalau sore. Sedang kalau siang saya bekerja. Ia mulai kerja kasar. Kerja serabutan. Dan kerja bangunan sebagai kuli bangunan saat pembangunan Gedung BRI Klandasan tahun 1991 sampai 1992. Yah honornya cukuplah untuk makan dan menabung. Saat itu honornya enam ribu rupiah perhari. Tapi yah cukup untuk makan dan untuk keperluan sehari hari,” papar Ketua PDIP Kota Balikpapan tersebut.

Lebih lanjut ia bercerita, setelah bekerja sebagai kuli bangunan, di tahun 1995 dirinnya mencoba mencari peluang dan mendapat pekerjaan di sektor Migas. Saat itu ia bekerja di Muara Badak sebagai tukang pipa. “Pekerjaan saya kala itu ngelas ngelas gitu tahun 1995,” ujar pria kelahiran 15 Maret 1970 di Ngawi, Jawa Timur tersebut.

Kemudian di tahun berikutnya, Budi kembali mendapat kesempatan bekerja di PT Kiani Kertas pada tahun 1995 sampai 1997. Saat itu Kiani Kertas masih dalam proses pembangunan. Selama dua tahun bekerja di Kiani Kertas, Budi kemudian mulai pindah haluan menjadi seorang politisi. “Saat itu ramai-ramainya PDIP tahun 1997, saya masuk sebagai Satuan Tugas atau Satgas PDIP. Dan di tahun 1999 PDIP mendapat kepercayaan rakyat dengan banyaknya perwakilan di parlemen, kala itu saya sudah menjadi pengurus atau satuan tugas PDIP saat itu,” imbuhnya.

Sampai di tahun 2000, Budi bekerja di Kota Balikpapan kepada seseorang yang bernama Thohari Azis (Almarhum). Beliau adalah salah satu ketua di DPC PDIP Kota Balikpapan kala itu. “Menurut saya, beliau Almarhum, tak hanya sekedar ketua saya, namun juga guru saya, juga sekaligus saya anggap kakak saya, itu almarhum Bapak Thohari. Saya bekerja di bandara kala itu, tugasnya melayani pesawat. Saya bekerja di sana sejak tahun 2000 hingga tahun 2005,” kata Budiono.

Pada Tahun 2007, Budi dipercaya sebagai pengurus di tingkat kecamatan, namanya PAC Balikpapan Barat. “Jadi ditahun 2007 itu saya pengurus di tingkat kecamatan di mana sebelumnya saya mulai tahun 1997 sebagai satuan tugas Badan Komunitas Juang Partai namanya,” ujarnya.

Kemudian di tahun 2009, Budi mendapatkan tugas dari partai untuk menjadi Calon Legislatif. Yaitu Daerah Pemilihan Balikpapan Barat saat itu. “Akan tetapi di tahun 2009 saya belum diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk duduk di legislatif,” imbuhnya.

Lalu di tahun 2014, dirinya kembali dipercaya partai untuk menjadi Caleg lagi dan saat itu Budiono meraih suara terbanyak di Dapil Balikpapan Barat. “Dan Alhamdulillah mendapat suara terbanyak dan saat itu juga saya sudah menjadi pengurus Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Balikpapan. Jadi di tahun 2010 saya sudah masuk pengurus DPC Kota Balikpapan, masa bakti 2010 – 2015. Di mana sebelumnya di tahun 2007 saya masuk sebagai pengurus kecamatan,” kata Budiono lagi. 

Pada tahun 2015, Budiono mendapatkan amanat sebagai sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Balikpapan sampai tahun 2019. Dan dari tahun 2019 hingga sekarang dirinya masih dipercaya sebagai sekretaris di PDIP Kota Balikpapan. “Dan terakhir ketika Pak Thohari Meninggal Dunia, saya diperintah partai untuk menjadi Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan saat ini,” papar Budiono lagi.

Rupanya kerja keras dan pengabdian kepada partai sudah mendarah daging bagi Budiono. Dalam kurun waktu 1998 hingga kini bukanlah waktu yang singkat. Pengabdiannya kepada partai patut diacungi jempol. Ia bekerja dengan partainya tak lain hanya untuk kemaslahatan rakyat. Sebagai politisi di PDIP ia termasuk salah seorang yang diperhitungkan. Ini dibuktikan pada Pemilu Tahun 2019 yang lalu, dimana ia kembali terpilih kembali dengan meraih suara terbanyak di Daerah Pemilihan Balikpapan Barat

Di tahun 2019 itu, dirinya ditugasi partai untuk menjadi caleg lagi dan akhirnya ia kembali mendapat suara terbanyak untuk Dapil Balikpapan Barat. “Dan Alhamdulillah saya meraih suara terbanyak lagi. Dan saya akan mendengarkan aspirasi masyarakat yang tentunya untuk menuju kesejahteraan rakyat. Hingga saat ini, Alhamdulillah, saya harus selalu memperjuangkan rakyat. Tentunya dengan jabatan dan amanah yang berat sebagai wakil ketua I DPRD Kota Balikpapan dan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Balikpapan. Tentunya amanah ini tidak mudah dan harus saya pertanggungjawabkan dunia dan akhirat,” pungkasnya.

Foto : Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *