BALIKPAPAN—Penyakit HNP (Herniated Nucleus Pulposus) atau yang sering disebut syaraf kejepit telah melanda dihampir sebagian masyarakat di tanah air dalam 10 tahun belakangan ini. Bahkan penyakit ini justru tidak mengenal usia. Bukan saja untuk kalangan dewasa saja, namun kaum remaja dan anak anakpun ada yang mengidap penyakit syaraf kejepit.
Salah satu pengobatannya adalah dengan melalui fisio terapi. Dengan terapi fisio terapi ini, banyak yang sudah sembuh setelah rutin melakukan fisioterpi, paling tidak seminggu sampai 3 kali seminggu melakukan fisio terapi
Letkol CKM Sudarmanto, S.Ft.Physio, yang merupakan kainstalrehabmedik sekaligus salah satu tenaga ahli fisioterapi di RS Dr Hardjanto atau yang lebih dikenal dengan Rumah sakit Tentara Balikpapan. Ia mengungkapkan, pasien yang menjalani fisioterapi cukup banyak. “Pasien kami kebanyakan dewasa yah. Tapi ada juga anak anak. Bahkan ada pula dokter yang sedang menjalani fisio terapi akibat syaraf kejepit,” ujar Sudarmanto.
Pasien pasien HNP yang berobat dengan melalui fisioterapi di Rumah Sakit Tentara itu setiap harinya selalu ramai. Pasien pasien tersebut rata-rata mengidap syaraf kejepit dibagian pinggang. “Alhamdulillah mereka sembuh. Namun bukan berarti cukup dengan fisioterapi saja. Namun juga ada rekomendasi dari dokter spesialis bedah tulang atau spesialis syaraf,” ujar alumni D-III Fisoterapi di Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 93 itu.
Alumni S1 Profesi fisio terapi di Universitas Hasanudin Makasar tahun 2014 itu juga mengungkapkan, bahwa terapi dengan cara fisio terapi cukup membantu bagi pasien HNP. Ini dibuktikan, sudah banyaknya pasien HNP yang sembuh. “Intinya yah memang harus fisioterapi secara rutin dalam kurun waktu yang cukup lama dan tetap konsul dengan dokter. Dua-duanya ini sangat mempengaruhi pasien HNP itu sendiri. Jadi bukan berarti sekali fisioterapi bisa langsung sembuh. Kan ga mungin, “ ujar pria asal Jogjakarta tersebut.
Menurut Sudarmanto, metode pengobatan fisioterapi itu kompetensinya di kapasitas fisik dan kemampuan gerak. “Jadi kompetensi utamanya di situ. Semua lini bisa dimasuki fisioterapi. Mulai dari ibu hamil, bayi sampai orang tua itu fisioterapi bisa masuk di situ. Akan terapi untuk kondisi yang paling sering dirujuk ke fisioterapi itu biasanya kondisi gangguan saraf, otot dan tulang. Tapi sebenarnya bisa dimasukan fisioterapi, mulai dari kondisi paru, jantung, dan kondisi-kondisi gangguan interna. Dan kita berkolaborasi dengan tim medis yang lain, agar mendapatkan kesembuhan dari pasien secara optimal,” ujar Sudarmanto.
Sejak dibukanya sarana fisioterapi di RST itu hingga sekarang, sudah tak terbilang berapa pasien yang berhasil sembuh setelah menjalani fisioterapi,” Intinyakan rutin menjalani fisio terapi secara teratur. Seminggu dua sampai tiga kali dan kurun waktu dua sampai tiga bulan atau bahkan lebih. Dan yang paling penting, selain menjalani fisioterapi juga harus rutin berkonsultasi dengan dokter spesialis. Keduanya wajib dipatuhi pasien, agar si pasien dapat sembuh secara optimal. Juga saya berpesan kepada pasien saya agar menjaga pola makan dan gaya hidup serta memperhatikan cara kerja yang ergonomis” pungkasnya.