BALIKPAPAN—Sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk menangani pasien Covid 19 di Balikpapanv, RS Dr Hardjanto Balikpapan hingga kini masih ada kendala keterbatasan masker medis. Kendati beberapa waktu lalu Mabes TNI AD telah menyalurkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) dan masker, namun untuk masker medis masih terbatas.
Kepala RS Dr Hardjanto Kolonel CKM dr Bima Wisnu N.Sp THT. MKes, MARS mengatakan, bahwa untuk APD sudah cukup, yang kurang hanya masker bedah. Sedang untuk cover all masih dikatakan cukup. “Itu masih bisa digunakan hingga awal bulan puasa nanti, Insha Allah,” ujarnya.
Alumni Fakultas Kedokteran dan alumni Jurusan Spesialis THT Universitas Gajah Mada Jokjakarta itu juga menyampaikan, bahwa tim Gugus Covid 19 di rumah sakit tersebut sekitar 50 orang. Namun pihaknya harus memakai cara agar bisa efisien dalam penggunaan APD. “ kami mengenalkan siatem zonasi di rumah sakit. Jadi tidak semua harus memakai APD lengkap, kecuali di ruang isolasi,” ujar dr Bima.
Sementara itu dr Bima juga mengatakan pihak RS Dr Harjandto saat ini sudah membeli APD cover all dari plastik. Kelebihannya APD ini bisa di reuse atau bisa dipakai kembali setelah dicuci. “Ini bukan bantuan. Ini kami beli sendiri. Sedang APD yang berasal dari bantuan itu hanya bisa sekali pakai kemudian dibuang,” imbuhnya. APD ini untuk petugas di poli dan IGD.
Lebih lanjut dr Bima menyampaikan, jumlah pasien pdp yang telah di rumah sakit tersebut adalah 10 orang. Kemudian dirujuk ke RS Kanujoso Djatiwebowo karena kondisinya memberat jumlahnya ada 4 orang termasuk yang terkonfirmasi positif. “Sedang yang sudah kita pulangkan karena sudah membaik dan kita swap ulang hasilnya negatif dan rafid test hasilnya negatif. Dan sudah membaik, maka sebanyak 3 pasien yang sudah bisa diperbolehkan pulang. Dan sekarang sisanya tinggal 3 pasien. Tapi sampai sekarang ini tiga tiganya belum ada konfirmasi apakah positif atau negatif,” papar dr Bima lagi.
Ia juga mengatakan, bahwa kendati APD yang ada di rumah sakit milik TNI Angkatan Darat tersebut terbilang cukup, namun dr Bima mengatakan bukan berati APD yang ada itu sudah dikatakan cukup. “Kalau cukup sekali sih tidak, namun kami sebisa mungkin, seefektif mungkin untuk menggunakan APD. Justru yang sangat kurang itu masker bedah. Masker yang biasa dipakai itu. Sedang masker N95 itu untuk ruang isolasi. Dokter yang berhubungan langsung dengan pasien, seperti dokter THT, dokter gigi, dokter paru, dokter penyakit dalam. Nah itu mereka mereka para dokter itu yang menggunakan masker N95,” papar dr Bima lagi.
Sementara itu, menurut dr Bima, masker bedah yang biasa dipakai itu hanya sekali pakai. Sedangkan harganya dipasaran itu sudah di atas Rp 250.000 satu box. “Yang tadinya harganya hanya Rp 30.000 untuk setiap boxnya. Saya kira hampir semua rumah sakit pasti kesulitan masker bedah saat ini,” imbuh dr Bima lagi.
dr Bima juga berpesan kepada seluruh masyarakat Balikpapan, agar mematuhi arahan pemerintah, yaitu patuhi Social Distancing dan physical distancing. “Kemudian berdiam diri dalam rumah atau stay at home. Jangan ke mana mana. Artinya berdiam diri dulu dalam rumah. Untuk itu saya berharap kepada semua lapisan masyarakat agar benar benar harus menyadari bahayanya serangan infeksi Covid 19 ini,” paparnya.
Ketika disinggung masih adanya beberapa warga yang masih bekeliaran di luar rumah tanpa tujuan yang penting, dr Bima mengatakan bahwa seluruh masyarakat harusnya menyadari bahayanya serangan infeksi Covid 19 ini. “Kita sangat mengharapkan masyarakat agar betul betul menyadari arti pentingnya hal ini, untuk sementara ini jangan keluar rumah, kalau tidak sangat penting,” pungkasnya.