BALIKPAPAN—Politisi Senior dari PKS dan anggota Komisi II DPR RI KH Aus Hidayat beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke kantor KPU Kota Balikpapan, Senin siang (30/12/2019).
Kehadiran Aus Hidayat ke Kantor KPU Kota Balikpapan ini didampingi Ketua DPC PKS Kota Balikpapan Sonhaji. Dan Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Balikpapan Subari. Aus Hidayat disambut langsung oleh 3 Komisioner KPU Kota Balikpapan, Riduansyah Heman, Yan Fauzi dan Syahrul Karim. Dan langsung melakukan diskusi di ruang rapat Kantor KPU Kota Balikpapan.
Pada pertemuan itu, ada beberapa hal yang diperbincangkan. Diantaranya anggaran, jumlah TPS yang akan mengalami penurunan jumlahnya. Jumlah DPT yang diprediksi akan mengalami peningkatan. Serta pembentukan PPK dan PPS dan pembentukan Panitia Pemutakhiran Data Pemilih atau DPT.
Penurunan jumlah TPS ini diperkirakan akan berjumlah sekitar 1.500 hingga 1.700an TPS pada Pilkada 2020 mendatang. Padahal sebelumnya pada Pemilu 2019 kemarin, jumlah TPS yang ada di Kota Balikpapan berjumlah 2.055 TPS. Ada perbedaan penentuan jumlah TPS pada saat Pilpres dan Pilkada. Kalau Pilpres di tiap TPS masing-masing 300 pemilih. Sedang kalau Pilkada sesuai dengan UU No 10 Tahun 2016 adalah maksimal 500 pemilih. Sehingga jumlah TPS pada Pilkada Kota Balikpapan dipastikan mengalami pengurangan
Dalam waktu dekat KPU Kota Balikpapan akan membentuk PPK, PPS dan pembentukan PPDP. Untuk PPDP itu sendiri nantinya akan melibatkan ketua RT. Sebab Ketua RT faham betul tentang warganya jika akan melakukan pemutakhiran data pemilih. Dan dalam waktu dekat akan membentuk badan adhock berupa pembentukan PPK dan PPS serta PPDP atau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih. Yang dalam hal ini KPU akan melibatkan Ketua RT, dikarena Ketua RT mengetahui persis wilayah dan warganya.
Kepada para awak media Aus Hidayat menyampaikan, kehadirannya ke Kantor KPU Kota Balikpapan merupakan rangkaian masa resesnya di daerah pemilihannya. Sebelumnya ia sudah bertemu dengan Gubernur Kaltim beberapa hari lalu. Ini mengatakan bahwa ini reses pertama bagi Aus Hidayat. Ia menyebut selain dirinya, adalagi 2 anggota DPR RI lainnya yang asal Kaltim, yaitu Awang Farouk dan Hetifah.
Menurutnya kedatangannya di Kantor KPU Kota Balikpapan untuk memastikan kesiapan KPU Kota Balikpapan dalam menghadapi Pilkada Tahun 2020. Menurutnya secara umum, anggota Komisi II DPR RI harus mengetahui terutama di daerah pemilihannya, bagaimana dengan kesiapan kesaiapan KPU Kota Balikpapan dalam menghadapi Pilkada. “Misalkan di Balikpapan, Samarinda, dan di masa reses ini saya akan mengecek dan melihat kondisi waktunya. Karena makin lama makin dekatkan waktunya. Dan reses kami itu ada 55 kali dalam satu tahun,” ujar Aus Hidayat.
Diantara yang menjadi pembahasan penting dalam pertemuan itu, Aus Hidayat mengatakan adalah kesiapan dan pendanaan untuk anggaran pada tahapan Pilkada 2020 itu apakah sudah siap apa belum. “Apakah pendanaan selesai atau tidak? Apakah KPUD itu mengerti tugas-tugasnya. Apakah sosialisasi terhadap masyarakat sudah berjalan apa belum? Sehingga kita dapat mencapai demokrasi yang baik agar nantinya terpilih pemimpin pemimpin yang baik pula,” ujarnya lagi.
Aus Hidayat mengakui, bahwa KPU Kota Balikpapan secara mental sudah siap secara 100%. Tapi tentu yang lainnyakan nanti ada proses lanjutan. Diantaranya badan ad hoc, KPPS dan lainnya belum dibentuk. Ia juga menilai KPU Kota Balikpapan menjadi perhatian serius, mengingat Balikpapan merupakan Dapilnya sendiri. Menurutnya dilihat dari sisi Balikpapan sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara atau IKN. Makanya ia berharap agar penyelenggaraan Pilkada 2020 harus betul betul baik.
Selain itu, Balikpapan juga mengalami penambahan jumlah penduduk pasca ditentukannya Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai lokasi IKN. Kemudian banyak generasi muda yang akan mengikuti Pilkada 2020. Sementara selama ini, tingkat partisipasi pada ajang Pilkada di Balikpapan relatif rendah. “Yang terakhir itu 59,7 persen. Selalu di bawah 60 persen. Tidak bisa mencapai 80 persen atau 90 persen. Padahal di daerah lain ada yang sampai 98 persen. Ini saking semangatnya masyarakatnya. Tapi kalau di sini santai santai saja. Mungkin karena di sini banyak kalangan menengah ke atasnya. Terdidik dan sebagainya. Terus mereka menganggap ini tidak terlalu penting bagi kami, mungkin itu penyebabnya,” pungkas Aus Hidayat.