BALIKPAPAN—Memasuki tahapan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan Tahun 2020 disikapi oleh sekelompok tokoh masyarakat Balikpapan. Salah satunya adalah tokoh pendidikan Kota Balikpapan Rendi Susiswo Ismail SE SH MH. Menurutnya untuk melakukan penjaringan seorang calon walikota dan wakil walikota itu dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya dengan cara koalisi partai politik yang ada di DPRD Kota Balikpapan.
Menurut Rendi, ada beberapa partai di DPRD Kota Balikpapan yang jumlah anggotanya sedikit sehingga tidak dapat mengusung calon walikota dan wakil walikota, terkecuali dengan melakukan koalisi partai. Dengan berkoalisi ini maka parpol koalisi ini bisa melakukan penjaringan secara terbuka.
“Di Balikpapan kan banyak figur figur yang dinilai integritasnya bagus, kapasitasnya baik, baik leader ship maupun managerial. Sudah teruji dan terbukti. Di Balikpapan kan banyak orang orang seperti itu. Untuk itu saya sangat berharap agar para Parpol berkoalisi yang ada di DPRD Kota Balikpapan segera dibentuk, untuk kemudian mencari figur figur yang saya sebutkan tadi,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur Universitas Balikpapan itu.
Ia menambahkan, bahwa dalam Pilkada Kota Balikpapan Tahun 2020 nanti, rasional dan realistis menjadi dasar utama untuk mencari calon pemimpin Balikpapan di masa mendatang. Ia mengilustrasikan, partai politik yang notabene jumlah kursinya tidak signifikan di DPRD Kota Balikpapan, menurutnya tidak mungkin mengusung calon. Dengan kondisi seperti ini, Parpol yang memiliki jumlah kursi sedikit salah satu caranya adalah dengan berkoalisi dengan Parpol lain yang ada di DPRD Kota Balikpapan.
Menurutnya, para Parpol yang jumlah kursinya sedikit itu hendaknya membangun koalisi atau aliansi. Di mana dibentuknya koalisi ini untuk memperjuangkan figur figur yang memiliki integritas dan kapasitas yang menurut Rendi cukup banyak figur figur yang mumpuni di Kota Balikpapan ini.
Mengenai kapasistas, akuntabilitas, integritas, popularitas dan lain sebagainya itu, menurut Rendi Ismail adalah hal yang normatif. “Semua masyarakat Balikpapan pasti tahulah tentang kriteria seorang pemimpin yang ideal. Dan saya yakin itu, masyarakat Balikpapan sudah bisa menilai semua figur figur yang akan diusung melalui koalisi partai politik yang ada di DPRD Kota Balikpapan. Masyarakat Balikpapan pasti tahulah dengan figur figur yang diusung oleh koalisi parpol tersebut,” ujar Rendi lagi.
Usulan Rendi Ismail untuk mewacanakan membentuk koalisi partai politik itu, ada satu hal penting yang harus dilakukan yaitu dengan mencari tokoh-tokoh siapa saja yang dinilai paling baik dari yang terbaik. Menurutnya partai partai politik harus sudah berkomitmen bersama, berjuang bersama-sama untuk mencari pemimpin yang baik bagi rakyat, maka pilihlah tokoh tokoh yang ada di Balikpapan itu. “Saya yakin masih banyak tokoh tokoh atau figur figur yang memiliki intregritas, kapabilitas serta popularitas yang ada di Balikpapan ini. Banyak. Silahkan saja ambil dari meraka,” ujarnya.
Menyingung masalah suku dalam proses perjalanan Pilkada selama ini, menurut Rendi itu realitas politik yang tidak bisa dihindari. Menurutnya ini bukan primodialisme, tetapi ini primodialitas yang menurutnya normal normal saja.
“Bukan berarti kita anti kebhinekaan, kalau kemudian ada orang banjar yang mau jadi walikota, orang bugis mau jadi walikota atau suku apapun yang mau jadi walikota menurut saya wajar wajar saja. Karena demokrasi ini dipilih secara langsung oleh rakyat. Nah rakyat ini dalam mempertimbangkan pemimpinya tentu ada beberapa variabel. Contoh ada kedekatan keluarga, ada karena kedekatan kesukuan, ada karena kedekatan pekerjaan. Macam-macamlah yang sifatnya subyektif. Jadi ga ada masalah. Ini biasa saja bagi saya,” pungkas Rendi Ismail.